Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Selatan Kabupaten Nagekeo NTT Rawan Pergerakan Tanah

Kompas.com - 22/12/2023, 08:50 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NAGEKEO, KOMPAS.com - Badan Geologi Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Geologi Gerakan Tanah (PGAMBGT) Nusa Tenggara menemukan sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang rawan terjadi pergerakan tanah.

Hal ini terungkap setelah PGAMBGT memantau pergerakan tanah di wilayah Kabupaten Nagekeo. Survei penyelidikan gerakan tanah itu dilakukan untuk memetakan kawasan rawan bencana (KRB).

“Peta zona kerentanan itu menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk pengambilan kebijakan tata ruang,” ujar Kepala PGAMBGT Nusa Tenggara, Zakarias Dedu Ghele Raja saat Sosialisasi Mitigasi Bencana Geologi di Mbay, Kamis (21/12/2023).

Baca juga: Jokowi Minta Bupati Nagekeo Selesaikan Masalah Rekening Penerima BLT El Nino

Zakarias menerangkan, hasil pemantauan tersebut menunjukkan bahwa wilayah selatan Kabupaten Nagekeo merupakan daerah dengan titik kerawanan tinggi.

Tepatnya, di daerah Pusu, Kecamatan Mauponggo, paling banyak titik pergerakan tanah. Lalu wilayah Ngera, wilayah Kecamatan Keo Tengah dan sebagian wilayah Kecamatan Nangaroro.

Baca juga: Jokowi Belanja Rp 40.000 Bayar Rp 200.000, Pedagang Pasar Nagekeo Senang

Menurutnya, faktor penyebab pergerakan tanah akibat curah hujan tinggi, bebatuan yang lapuk, dan kemiringan lereng ekstrem.

“Gerakan tanah itu terjadi karena gaya penahan lebih kecil dari pendorong. Beban gaya pendorong tinggi karena faktor hujan. Sehingga, daerah itu masuk dalam kategori pergerakan tanah jatuhan atau robohan dan aliran bahan rombakan,” jelasnya.

Zakarias menerangkan, struktur tanah di wilayah itu berbeda dengan wilayah Nagekeo bagian utara yang lebih kuat.

Proses pemantauan pergerakan tanah dilakukan dengan cara pendataan lokasi longsor, data daerah yang rawan, potensi daerah, penyelidikan struktur tanah ilmiah, dan pemetaan.

Meski begitu, demikian Zakarias, masyarakat juga dapat memantau ciri pergerakan tanah setiap hari dengan cara mudah dan sederhana sebagai antisipasi ancaman bencana secara dini.

Misalnya, mengikat tali di pohon bagian hulu dan pohon lainnya di hilir. Bila tali yang diikat itu dari hari ke hari semakin kencang maka terjadi pergerakan tanah.

“Nah, kalau sudah terjadi begitu maka segera menyampaikan kepada pemerintah untuk mengambil kebijakan,” kata Zakarias.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Regional
Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Mengamuk karena Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Mengamuk karena Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com