LAMPUNG, KOMPAS.com - Curhatan kelompok petani (poktan) padi terkait kesulitan penanaman langsung "dibayar tunai" oleh Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman.
Keluh kesah itu disampaikan Ketua Poktan Adi Jaya, Kelurahan Adipuro bernama Madani saat diminta Mentan Amran naik ke panggung.
Madani mengeluhkan wilayah sawah kelompoknya seluas 51 hektar kesulitan mendapatkan air lantaran terlalu jauh dari aliran irigasi utama.
"Irigasi jauh dari dam Trimurjo, sekitar 3 kilometer. Jadi susah air," kata Madani, Rabu (20/12/2023) pagi.
"Kenapa susah air, Pak?" tanya Amran.
Baca juga: Kunjungi Petani di Lampung, Mentan Amran Ikut Tanam Padi
Madani menjawab pengairan belum sampai ke areal persawahan mereka dan beberapa kali membuat aliran swadaya banyak yang bocor.
"Karena jauh, jadi tidak sampai (pengairan). Banyak bocor, Pak Menteri, jadi banyak terbuang percuma," jawab Madani dengan keluguan masyarakat desa.
Amran pun langsung menunjuk pejabat Kementerian Pertanian untuk mengadakan pengerjaan irigasi di lokasi itu.
"Ada anggarannya? Bisa ya. Kita kasih 2 kilometer (irigasi)," kata Amran.
Madani juga curhat kelompoknya memerlukan traktor untuk mempercepat pengolahan lahan sawah.
"Kita belum punya buat pengolahan tanah. Masih (sewa) dari luar daerah," kata Madani.
"Oke, kita kasih 2 ya, 2 saja. Itu satunya Rp 400 juta lho. Sekarang bapak minta nomornya," jawab Amran.
Baca juga: Anies Sebut Faktor Kesejahteraan Bikin Anak Muda Enggan Jadi Petani
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman ikut menanam padi saat menemui petani di Kabupaten Lampung Tengah.
Penanaman dengan sistem modern itu menggunakan traktor tanam (rice transplanter) di areal persawahan di Desa Adipuro, Kecamatan Trimurjo pada Rabu (20/12/2023) pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.