MATARAM, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan mengaku miris karena pemerintah tidak memprioritaskan anggaran untuk guru honorer tetapi justru mengalokasikan anggaran besar untuk membangun kota baru.
"Kita miris ini melihat anggaran tidak ada untuk guru honorer, di sisi lain kita alokasikan begitu besar untuk kota baru. Itu yang saya sampaikan di mana letak prioritas kebutuhan kita," Kata Anies dalam acara 'Desak Anies' di Mataram, Selasa (19/12/2023).
Hal ini disampaikan Anies usai mendengar curhatan Musmulyadi seorang guru honorer asal Lombok Tengah yang telah mengabdi selama 14 tahun.
Baca juga: Diminta Joget, Anies: Kalau Ada Gagasan, maka Tidak Perlu Banyak Berjoget
Pak Mus, sapaan Musmulyadi, berkeluh kesah tentang jumlah gaji guru honorer sebesar Rp 600.000 yang dibayarkan setiap tiga bulan sekali.
Dia juga mengeluhkan karena guru honorer yang mengajar di sekolah swasta kesulitan untuk mendaftar PPPK.
Usai mendengar curhatan, Anies menyampaikan terima kasih kepada Musmulyadi karena tetap istiqamah mengajar meski pendapatan gaji minim.
Menurut Anies, jika ingin membangun kualitas manusia maka harus bisa memastikan guru bisa fokus mengajar. Salah satu syaratnya adalah pendapatan guru harus cukup.
"Kalau pendapatan kurang dia nggak fokus. Dia harus mencari pendapatan tambahan di kanan-kiri," Kata Anies.
Baca juga: Bertemu Masyarakat Lombok, Anies: Perubahan Bisa Terjadi jika Punya Kewenangan
Anies menyampaikan salah satu program yang diusung pasangan Amin jika terpilih adalah ingin guru honor punya kepastian status dan menghentikan diskriminasi antara sekolah negeri dan swasta.
"Perbedaan perlakukan antara sekolah negeri dan sekolah swasta dan sekolah umum dan sekolah agama. dan ini bukan kewenangan pemprov tapi pemerintah pusat. InsyaAllah ini akan kita bawa. Ini aspirasi bukan aspirasi pak Mus ini aspirasi guru guru di seluruh indonesia jadi kami merasa ini PR yang harus segera," ujar Anies.
Anies berharap, jika nanti kesejahteraan guru meningkat maka gurunya juga menjadi pembelajar.
Guru mampu belajar terus-menerus sehingga mampu mencerdaskan anak-anak menjadi anak-anak yang berakhlak dan mandiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.