Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjamin Nasib "Pahlawan Olahraga" agar Tak Celaka di Medan Laga dan Merana hingga Masa Senja

Kompas.com - 27/11/2023, 06:20 WIB
Iqbal Fahmi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JATENG, KOMPAS.com - Tak semua atlet yang pernah berjasa mengharumkan nama bangsa memiliki nasib yang mujur. Banyak dari pahlawan olahraga itu justru mengalami kecelakaan di medan laga dan merana hingga masa senja.

Kisah malang itu agaknya dialami oleh Markus Tugiman (63), mantan atlet balap sepeda andalan Provinsi Jawa Tengah, yang kini menjadi seorang pemulung di Kampung Tanggungrejo, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Melihat tubuhnya yang renta, tak mungkin ada yang menyangka jika Tugiman adalah ‘bocah ajaib’ yang sempat memukau arena balap pada medio 1980-an silam.

“Saya pernah dapat (medali) emas di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jateng tahun 1983 dan dapat dua perak di Pra Pekan Olahraga Nasional (Pra-PON) Sulawesi pada tahun yang sama,” kata atlet seangkatan Fani Gunawan itu ketika disambangi, Sabtu (28/10/2023).

Baca juga: Minahasa Wakafest 2023 Diikuti Altet-atlet Mancanegara, Gubernur Olly: Berdampak Baik bagi Pariwisata

Dengan segudang prestasi itu, sudah tentu Tugiman mendapat karpet merah untuk bergabung sebagai kontingen Jateng dalam PON 1985. Namun, mimpi besar untuk mendulang gemilang di kancah nasional harus pupus lantaran sepeda balap yang diperoleh dari sponsornya saat itu raib.

“Sepedanya dibawa kabur mekanik saya sendiri pas dititipin di training center. Ya mau gimana lagi, beli (sepeda) baru jelas enggak mungkin karena mahal banget, dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Semarang juga enggak ada upaya biar saya punya sepeda lagi,” beber dia.

Kejadian itu membuat Tugiman sangat frustasi hingga memutuskan berhenti mengaspal.

Setelah itu, tak ada jalan lain bagi Tugiman kecuali balik melakoni profesi lama sebagai tukang kayu dan bekerja kasar di tambak ikan.

Karir atlet Tugiman baru benar-benar tamat tatkala ayah tiga anak ini terinfeksi kusta di tahun 1990.

Tubuh Tugiman yang terbiasa diforsir sejak belia rupanya semakin memperburuk kondisi kesehatannya.

“Ini gara-gara digerogoti kusta jadi seperti ini,” kata Tugiman, seraya menjulurkan sisa jari jemarinya yang tak lagi utuh.

Kini, di usia yang tak lagi muda, Tugiman masih harus berjuang menafkahi keluarga. Padahal, kedua matanya kian hari kian berkabut disaput katarak.

Jika sedang merasa sehat, Tugiman memaksa tubuh ringkihnya berkeliling kampung, memungut sampah untuk ditukarnya dengan sedikit rupiah.

“Saat itu, boro-boro ada pensiunan untuk mantan atlet, perhatian pemerintah untuk atlet aktif yang cedera saja tidak ada,” keluh dia.

Janji lama pemerintah setempat untuk mengangkat Tugiman menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) juga tak lagi ia harapkan. Semua menguap bersama medali-medalinya yang hilang tersapu banjir rob.

“Saya tidak berharap banyak untuk diri saya pribadi, saya cuma berharap dunia olahraga Indonesia bisa lebih maju, nasib atlet-atlet muda lebih diperhatikan, pelatih dan pensiunan juga bisa sejahtera di masa tua,” ujar dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Regional
Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Regional
Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Regional
Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Regional
Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Regional
Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Regional
Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Regional
Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Regional
Pedagang di Ambon Plaza Mogok Jualan karena Harga Sewa Kios Naik

Pedagang di Ambon Plaza Mogok Jualan karena Harga Sewa Kios Naik

Regional
Melalui Festival Budaya Isen Mulang 2024, Gubernur Sugianto Kenalkan Potensi dan Budaya Kalteng

Melalui Festival Budaya Isen Mulang 2024, Gubernur Sugianto Kenalkan Potensi dan Budaya Kalteng

Kilas Daerah
Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Pelajar SMA di Morowali Tega Bunuh Ibunya Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

Regional
Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Duduk Perkara Malapraktik di Prabumulih, Bidan yang Menjabat sebagai Lurah Jadi Tersangka

Regional
Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Viral Video 4 Wanita dan Satu Polisi Merokok Sambil Konsumsi Miras, Diduga di Mapolres Sikka

Regional
Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Pilkada Demak, PPP Bakal Usung 3 Nama, Baru Satu yang Ambil Formulir

Regional
Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Selundupkan Benih Lobster Senilai Rp 15,9 Miliar, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com