Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Mencekam Tahun 1999, Warga Wini Sembunyi di Gunung dan Hanya Makan Ubi Bakar Selama Dua Bulan

Kompas.com - 18/11/2023, 07:21 WIB
Baharudin Al Farisi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MASIH teringat jelas dalam benak Oktoviana Akoit (43) bagaimana situasi mengerikan di Desa Wini menjelang hingga sesudah Distrik Oecusse resmi menjadi wilayah eksklave Timor Leste.

Saat itu, Oktoviana baru saja lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Ibu Kota Distrik Oecusse, Pante Makassar, dan hendak melanjutkan pendidikan di daerah yang sama.

“SMP di sana, di Oecusse, Pante Makassar. Terus, SMA mau masuk di sana, tapi kan ada pergolakan pada 1999. Ya tidak jadi. Jadinya sekolah di Oelolok,” ungkap Oktaviana yang merupakan salah satu warga Wini, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Cerita Prajurit TNI di Perbatasan Jadi Primadona Warga Papua Nugini, Beri Pengobatan Gratis 24 Jam

Diketahui, Wini merupakan salah satu desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan langsung dengan Distrik Oecusse. Jarak antara Desa Wini dengan Pante Makassar hanya berkisar 19 kilometer.

Dengan kondisi geografis yang masih satu daratan, tidak sedikit warga Wini memiliki keluarga di Distrik Oecusse. Hal tersebut juga berkesinambungan dengan rumah adat hingga kebudayaan mereka yang serupa.

“Mama (saya) sudah di sini (Wini), tinggal di sini. Nenek doang yang ada di dalam sana (Distrik Oecusse). Iya, (Nenek warga negara Timor Leste). Masih banyak keluarga saya orang Timor Leste,” ujar Oktoviana.

Akibat terjadinya pergolakan di sejumlah daerah, termasuk di Distrik Oecusse, keluarga Oktoviana mengungsi di Wini.

Kala itu, bukan hanya keluarga Oktoviana saja. Sejumlah warga yang bertempat tinggal di Distrik Oecusse memutuskan bertolak ke wilayah Wini.

Namun demikian, Oktoviana menyebut, sejumlah anggota yang tergabung dalam organisasi Dewan Nasional Perlawanan Timor (DNPT) atau Conselho Nacional de Resistência Timorense (CNRT) menghampiri rumah-rumah warga Wini.

“Kalau mereka mau cari masyarakat yang dari sana (Distrik Oecusse), kan datang ke Wini. Karena (warga Distrik Oecusse) banyak yang menginap di kami,” ucap Oktaviana.

“Paling tidak, kita sembunyi dari mereka. Mereka cari tahu sampai dapat, ditangkap. Toh mau diapakan, kami tidak tahu,” tuturnya lagi.

Beruntung, keluarga Oktoviana tidak ada yang tertangkap. Mereka semua dilarikan ke sebuah gunung agar bisa bersembunyi dari kejaran CNRT.

Baca juga: Perjalanan Menuju PLBN Skouw, Menyusuri “Jembatan Jokowi” Sambil Disuguhi Keindahan Alam

“Kalau keluarga Mama tidak, mereka lari semua ke gunung. Selama dua bulan, di atas gunung saja. Di sana mereka hanya makan ubi bakar saja, sembunyi di dalam lubang,” kenang Oktoviana.

Dengan kondisi tersebut, Oktoviana dan sejumlah warga Desa Wini ketakutan. Mereka cemas dan hanya berharap keadaan kembali normal.

Aih mengerikan itu, kami di sini setengah mati, setiap malam tidak bisa tidur. Karena kita di sini kan tidak jauh jaraknya (dengan perbatasan), antara Timor Leste dengan Indonesia kan enggak jauh,” ungkap Oktaviana.

Seorang warga bernama Daniel Keno (46) saat ditemui di Pos Lintas Batas (PLBN) Wini, Insana Utara, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara  Timur (NTT), Kamis (16/11/2023).Kompas.com/Baharudin Al Faris Seorang warga bernama Daniel Keno (46) saat ditemui di Pos Lintas Batas (PLBN) Wini, Insana Utara, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (16/11/2023).

Halaman:


Terkini Lainnya

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jamaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jamaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Erupsi Kembali, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Erupsi Kembali, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Regional
Motor Nyangkut di Atap Rumah akibat Rem Blong, Dua Wisatawan Terselamatkan Jemuran Selimut

Motor Nyangkut di Atap Rumah akibat Rem Blong, Dua Wisatawan Terselamatkan Jemuran Selimut

Regional
Dituding Jadi Penyebab Banjir, Perumahan di Lampung Digeruduk Emak-emak

Dituding Jadi Penyebab Banjir, Perumahan di Lampung Digeruduk Emak-emak

Regional
Purwakarta Kejar Posisi sebagai Daerah Penghasil Ikan Air Tawar

Purwakarta Kejar Posisi sebagai Daerah Penghasil Ikan Air Tawar

Regional
DPRD Minta Pemkot Bandar Lampung Segera Realisasikan BLK

DPRD Minta Pemkot Bandar Lampung Segera Realisasikan BLK

Regional
Suami Istri di Gresik Mencuri Sambil Bawa Balita, Uangnya Digunakan Beli Minuman Keras

Suami Istri di Gresik Mencuri Sambil Bawa Balita, Uangnya Digunakan Beli Minuman Keras

Regional
Pilkada Bangka Belitung, PDI-P dan Gerindra Jajaki Koalisi

Pilkada Bangka Belitung, PDI-P dan Gerindra Jajaki Koalisi

Regional
2 Warga Sikka Ditangkap karena Edarkan Uang Palsu

2 Warga Sikka Ditangkap karena Edarkan Uang Palsu

Regional
Mayat Tak Dikenal Telungkup di Pinggir Jalan, Jadi Tontonan Warga

Mayat Tak Dikenal Telungkup di Pinggir Jalan, Jadi Tontonan Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com