Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Prajurit TNI di Perbatasan Jadi "Primadona" Warga Papua Nugini, Beri Pengobatan Gratis 24 Jam

Kompas.com - 18/11/2023, 05:03 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KEHADIRAN prajurit TNI Angkatan Darat dari Batalion Infanteri (Yonif) 122/Tombak Sakti di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua menjadi primadona bagi warga sekitar.

Sebab, keberadaan prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Republik Indonesia-Papua Nugini ini sering memberikan pelayanan pengobatan gratis.

Baca juga: Perjalanan Menuju PLBN Skouw, Menyusuri “Jembatan Jokowi” Sambil Disuguhi Keindahan Alam

Pelayanan tersebut tidak hanya diberikan bagi warga Kampung Mosso, tetapi juga warga Kampung Wutung yang masuk wilayah Papua Nugini.

Komandan Pos Komando Utana Skouw dari Yonif 122/Tombak Sakti Letda (Ckm) Muhammad Hasan Abduh Pohan (38) mengatakan, warga yang meminta pengobatan didominasi oleh warga Kampung Wutung.

Selama empat bulan bertugas di perbatasan, Pohan mencatat setidaknya sudah 1.000 lebih warga Kampung Wutung yang memilih berobat ke markasnya.

"Sampai-sampai stok obat yang seharusnya untuk 12 bulan, ini sudah menipis, padahal baru empat bulan bertugas di sini," kata Pohan kepada Kompas.com saat ditemui di markasnya di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Jumat (17/11/2023) sore.

Komandan Pos Komando Utana Skouw dari Yonif 122/Tombak Sakti Letda (Ckm) Muhammad Hasan Abduh Pohan saat ditemui di markasnya di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/11/2023) sore.Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya Komandan Pos Komando Utana Skouw dari Yonif 122/Tombak Sakti Letda (Ckm) Muhammad Hasan Abduh Pohan saat ditemui di markasnya di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/11/2023) sore.

Pohan mengatakan, warga Kampung Wutung lebih memilih berobat ke markasnya lantaran jarak menuju tempat pelayanan kesehatan di distrik mereka terlampau jauh.

Untuk mencapai pos pelayanan kesehatan terdekat, warga Kampung Wutung membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam lebih.

Waktu tempuh tersebut nyaris setara dengan perjalanan darat dari Kampung Mosso menuju Kota Jayapura, begitu sebaliknya.

Sementara jarak Kampung Wutung menuju Markas Satgas Pamtas kurang lebih 600 meter atau hanya butuh waktu 15 menit saja.

Tak ayal, warga Kampung Wutung pun lebih memilih berobat ke Markas Satgas Pamtas dibanding pergi ke pos pelayanan kesehatan di wilayahnya.

Terlebih dalam memberikan pelayanan, Satgas Pamtas tak pernah mematok harga alias gratis. Pelayanan pun diberikan tanpa mengenal batas waktu atau 24 jam penuh.

Kondisi inilah yang membuat prajurit TNI Angkatan Darat akhirnya menjadi primadona bagi mereka.

"Kami beri gratis. (Tapi) sebagian orang memberikan dalam bentuk barang, misal cabai, gelas cendera mata. Kalau uang enggak pernah ada yang kasih," ujar Pohan.

Penyakit yang ditangani oleh Satgas Pamtas pun berbagai macam jenisnya. Mulai dari malaria, batuk, flu, dan juga luka kaki akibat terkena sabetan parang.

"Kebanyakan selama ini malaria, karena di sini masih banyak," kata Pohan.

Pohan menambahkan, pemberian pelayanan kesehatan ini merupakan bagian dari aksi sosial Satgas Pamtas untuk bisa menjalin hubungan yang baik dengan warga sekitar.

Selain pelayanan kesehatan, Satgas Pamtas juga melakukan aksi sosial lainnya seperti kerja bakti hingga membuat taman bermain yang berlokasi di lapangan Markas Satgas Pamtas.

Prajurit Batalion Infanteri (Yonif) 122/Tombak Sakti yang tergabung dalam Satgas Pamtas tengah membuat taman bermain di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/11/2023).Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya Prajurit Batalion Infanteri (Yonif) 122/Tombak Sakti yang tergabung dalam Satgas Pamtas tengah membuat taman bermain di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Jumat (17/11/2023).

*Perjalanan reporter Kompas.com, Achmad Nasrudin Yahya ke Satgas Pamtas Republik Indonesia-Papua Nugini ini merupakan kolaborasi bersama BNPP. Selain PLBN Wini, ada pula perjalanan ke lima PLBN lain, yakni Hadi Maulana di PLBN Serasan, Xena Olivia di PLBN Jagoi Babang, Ahmad Dzulfikor di PLBN Sei Nyamuk, Sigiranus Maruto Bere di PLBN Napan, dan Baharudin Al Farisi ke PLBN Wini. Ikuti cerita perjalanan kami dalam lipsus Merah Putih di Perbatasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Update Banjir Bandang di Agam, 6 Meninggal, 11 Orang Belum Ditemukan

Update Banjir Bandang di Agam, 6 Meninggal, 11 Orang Belum Ditemukan

Regional
Banjir Padang Panjang, 2 Warga Hilang, Belasan Rumah Terendam

Banjir Padang Panjang, 2 Warga Hilang, Belasan Rumah Terendam

Regional
Korban Tewas akibat Banjir Lahar Gunung Marapi Bertambah Jadi 14 Orang

Korban Tewas akibat Banjir Lahar Gunung Marapi Bertambah Jadi 14 Orang

Regional
Terjerat Alang-alang, Pendaki asal Kendal Terjatuh ke Jurang Gunung Andong

Terjerat Alang-alang, Pendaki asal Kendal Terjatuh ke Jurang Gunung Andong

Regional
Tinggi Badan Capai 2 Meter, Bocah SD di Jambi Bercita-cita Ingin Jadi Tentara

Tinggi Badan Capai 2 Meter, Bocah SD di Jambi Bercita-cita Ingin Jadi Tentara

Regional
Tambang Timah Ilegal di Bangka Diigerebek, 3 Pelaku Diamankan, Nilainya Mencapai Rp 1,2 Miliar

Tambang Timah Ilegal di Bangka Diigerebek, 3 Pelaku Diamankan, Nilainya Mencapai Rp 1,2 Miliar

Regional
Kebakaran Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, Petugas Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kebakaran Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, Petugas Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Regional
Berdayakan UMKM, Pemprov Kalteng Gelar Kalteng Expo Tahun 2024

Berdayakan UMKM, Pemprov Kalteng Gelar Kalteng Expo Tahun 2024

Regional
Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Regional
Sebanyak 282 Calon Jemaah Haji Asal Mataram Berisiko Tinggi

Sebanyak 282 Calon Jemaah Haji Asal Mataram Berisiko Tinggi

Regional
Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Regional
Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Regional
Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Regional
Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Regional
Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com