SEMARANG, KOMPAS.com - Bagi warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) sudah tak asing lagi dengan Gunung Brintik yang berada di Kampung Wonosari.
Di Gunung Brintik terdapat sebuah makam legendaris yang bernama Nyai Brintik. Makam tersebut dikunjungi banyak politisi setiap jelang pemilu.
Sampai saat ini belum ada data yang pasti soal asal-usul keberadaan Nyai Brintik tersebut.
Baca juga: Safari ke Pesantren Tebuireng, Prabowo Ziarahi Makam Pendiri NU dan Temui Kiai Jatim
Meski sejarahnya masih simpang-siur, sampai saat ini Makam Nyai Brintik masih terawat dengan baik dan dijaga oleh seorang juru kunci secara turun-temurun.
Pemerhati Sejarah Kota Semarang, Johanes Christanto mengatakan, sejarah Nyai Brintik yang berada di Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan itu memang masih simpang-siur.
"Soal Nyai Brintik memang simpang-siur karena tidak ada inskripsi yang menyertai," jelasnya saat dikonfirmasi via telepon, Senin (13/11/2023).
Dia menjelaskan, sampai saat ini yang beredar merupakan cerita-cerita rakyat, salah satunya menyebutkan jika Nyai Brintik berasal dari Kerjaan Demak.
"Dia (Nyai Brintik) ke Semarang saat zaman wali," paparnya.
Sekitar tahun 1400-an Nyai Brintik datang ke Kota Semarang dan menetap di Gunung Brintik yang saat itu sudah menjadi daratan.
"Namun saat itu Nyai Brintik masih belum mempunyai agama," kata dia.
Kemudian, tahun setelahnya Nyai Brintik memeluk Islam melalui tangan Sunan Kalijaga yang saat itu menjadi tokoh Islam di Kabupaten Demak.
"Nyai Brintik hidup dan sampai meninggal di sana," imbuh Johanes.
Dia juga tak memungkiri jika Makam Nyai Brintik kerap didatangi tokoh-tokoh politik saat musim pemilu. Hal ini seperti yang terjadi Makam Raden Wijaya di Trowulan, Mojokerto.
"Kalau sampai ke situ urusannya supranatural," ucapnya.
Eks Ketua RT 007 RW 003, Krisyanto membenarkan bahwa Makam Nyai Brintik sering dikunjungi tokoh politik saat musim pemilu.
"Dulu mantan Wali Kota Semarang Soetrisno Suharto (periode sejak 1990 hingga 2000) juga sering ke sini (Makam Nyai Brintik)," ujar Krisyanto.
Biasanya, makam tersebut ramai setiap malam Selasa dan Jumat. Selain tokoh-tokoh terkenal, makam tersebut juga sering dikunjungi orang yang mau jadi calon legislatif (caleg).
"Dulu makam ini sering dijadikan untuk memohon doa restu para pejabat sebelum nyalon," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.