Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Pertanian Organik, Petani Blora Lepas dari Ketergantungan Pupuk Kimia

Kompas.com - 31/10/2023, 10:01 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Petani di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah tetap bercocok tanam padi di tengah musim kemarau. Mereka seolah tidak dilanda bencana kekeringan seperti yang terjadi di sejumlah wilayah lain di Blora.

Mereka memanfaatkan sumur bor untuk mengairi sawahnya. Maka tak heran, selama setahun para petani itu biasanya panen sebanyak tiga kali.

Sawah yang mereka garap hampir tidak pernah ditanami tanaman lain, selain padi. Saat ini, yang sedang tren di kalangan mereka yaitu bercocok tanam padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification) Organik.

Seorang petani bernama Supardi mengaku memulai pertanian organik sejak 2021. Dia memutuskan beralih ke organik karena sebelumnya selalu terkendala masalah pupuk kimia yang malah menjadi salah satu penyebab gagal panen.

“Gagal panen setahun atau tiga kali musim. Akhirnya pindah ke organik,” ucap Supardi saat ditemui Kompas.com di lokasi.

Baca juga: SILAT, Ikhtiar Menuju Blora Bebas Anak Tidak Sekolah dengan Digitalisasi

Dua tahun bergelut dengan pertanian organik, Supardi mengatakan ada penambahan pendapatan. Pada musim panen pertama menggunakan sistem pertanian organik, dirinya hanya mampu mendapatkan 5 karung gabah dengan luas lahan 3.000 meter persegi.

“Hasil panen awalnya hanya 5 karung, kemudian meningkat lagi 12 karung, kemudian meningkat lagi 24 karung. Satu karung itu berisi 50 kilogram gabah,” kata dia.

Menurutnya, dengan beralih ke pertanian organik dirinya mendapakan banyak manfaat. Mulai dari kondisi tanah yang kembali subur, tidak tergantung dengan pupuk kimia, dan meningkatkan produktivitas.

Supardi juga mengaku senang padi organiknya menjadi perhatian sejumlah kalangan. Meski diakuinya tak mudah saat memulainya.

“Alhamdulillah senang sekali, mungkin ini suatu tantangan yang perlu dihadapi. Memang pertama ada gejolak dianggap itu apalah dan banyak yang mem-bully atau mencemooh, tapi saat ini para petani lainnya sudah tahu semua perkembangannya, manfaatnya dari organik sudah tahu semuanya,” kata dia.

Sementara itu, Edi Triyanto yang juga menggeluti pertanian organik mengaku hampir setiap hari dirinya pergi ke sawah untuk memastikan padi yang ditanamnya dapat tumbuh dengan baik.

“Ya sehari-hari kita ke sawah nyemprot padi. Pagi hari sebelum matahari terbit kita biasanya sudah ke sawah. Ketika padi mulai disiangi (rumputnya) ya, kita siangi atau matun,” kata dia.

Dia mengaku membuat sendiri pupuk dan pestisida dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di sekitar tanpa mengeluarkan biaya besar. 

Misalnya pupuk kandang, baik dari kotoran sapi, kambing ataupun ayam. Kemudian juga ada pupuk kompos dengan tambahan gedebok pisang, dedaunan, dan sekam padi.

“Sehari hari ya semua perangkat untuk pertanian organik ya kita buat sendiri mulai dari kompos, mikro organisme lokalnya dengan POC (pupuk organik cair) kita,” terang dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Regional
Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Regional
Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Regional
Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Regional
Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Regional
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

Regional
BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Regional
Cerita Chef Restoran Kampung Melayu, Deg-degan Pertama Kali Memasak untuk Presiden

Cerita Chef Restoran Kampung Melayu, Deg-degan Pertama Kali Memasak untuk Presiden

Regional
Buruh Pelabuhan di Banjarmasin Ditemukan Tewas Membusuk, Ketahuan Saat Rekannya Mau Bayar Utang

Buruh Pelabuhan di Banjarmasin Ditemukan Tewas Membusuk, Ketahuan Saat Rekannya Mau Bayar Utang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Regional
Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com