PEKANBARU, KOMPAS.com - Es Laksamana Mengamuk menjadi salah satu sajian minuman yang disuguhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat makan siang bersama dengan calon presiden (Capres), Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Sajian yang disuguhkan Jokowi, adalah minuman tradisional khas orang Melayu Provinsi Riau.
Namanya memang garang, tetapi minuman ini sangat menyegarkan.
Baca juga: Es Laksamana Mengamuk, Suguhan Jokowi untuk Prabowo, Ganjar dan Anies Saat Makan Siang di Istana
Minuman ini disajikan dengan bahan berupa buah kuini yang dipotong dadu, santan, gula, potongan daun pandan, dan es batu.
Lalu, dari mana asal nama Es Laksamana Mengamuk ini?
Budayawan Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menyatakan tidak ada catatan sejarah di balik minuman tersebut.
"Kalau (catatan) sejarahnya tidak ada. Tapi, Es Laksamana Mengamuk ini sudah menjadi minuman orang Melayu secara turun temurun. Sudah menjadi tradisi orang Melayu Riau membuat minuman ini. Karena buah kuini ini kan sangat enak dan manis. Buah kuini dicincang, lalu dicampur santan dan es," kata Taufik saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin.
Baca juga: Deretan Politik Makan Siang Jokowi, dari Solo sampai Istana
Dalam cerita rakyatnya, kata Taufik, minuman ini muncul setelah ada seorang laksamana yang mengamuk karena istrinya dilarikan orang.
Laksamana merupakan nama jabatan pada masa kerajaan Melayu seperti misalnya Hangtuah.
"Kalau cerita rakyat, dulu ada seorang laksamana, dia mengamuk karena istrinya dilarikan orang. Pada saat berada di kebun kuini, dia menghancurkan buah kuini dengan dicincang dengan pedangnya. Kemudian, buah kuini yang dicincang itu diambil oleh masyarakat dan dijadikan minuman," kata Taufik, yang juga sebagai Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau.