KOMPAS.com - Sumur Jalatunda adalah sebuah objek wisata yang berada di kawasan dataran tinggi Dieng.
Lokasi Sumur Jalatunda berada di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Baca juga: 8 Kawah Aktif di Dieng, Ada yang Mengeluarkan Gas Beracun
Bentuk Sumur Jalatunda bukan seperti sumur pada umumnya, melainkan sebuah lubang besar dengan air yang menggenang di dasarnya.
Sumur Jalatunda memiliki ukuran diameter sekitar 90 meter dan kedalaman sekitar 100-150 meter.
Sehingga tidak heran jika ada yang menyebut bahwa Sumur Jalatunda adalah sumur terbesar di Indonesia
Baca juga: Tragedi Kawah Sinila Dieng 1979, Bencana Gas Beracun yang Membuat Desa Kepucukan Dihapus dari Peta
Sumur ini bukanlah sumur yang sengaja digali untuk tempat mengambil air, melainkan sebuah kenampakan alam yang terjadi secara alami.
Terbentuknya Sumur Jalatunda berasal kepundan Gunung Prahu Tua yang meletus bersamaan dengan terbentuknya Dataran Tinggi Dieng.
Pasca letusan, kepundan atau kawah gunung tersebut kemudian terisi air hujan dan berubah menjadi sumur yang sangat besar dan dalam.
Baca juga: Mengenal Purwaceng, Herbal Khas Dieng yang Banyak Dikonsumsi Pria
Air di dalam sumur ini berwarna kehijauan yang menandakan adanya kadar tembaga yang tinggi di dalamnya.
Hal ini membuat air di Sumur Jalatunda tidak bisa dikonsumsi lantaran dapat menyebabkan keracunan.
Sementara di dinding sumur ditumbuhi gulma liar yang lebat namun tanpa pagar pembatas, sehingga pengunjung harus berhati-hati agar tidak terperosok.
Ada beberapa mitos tentang Sumur Jalatunda yang dipercaya oleh masyarakat setempat, yang juga menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Kisah yang pertama, konon Sumur Jalatunda merupakan salah satu pintu gaib menuju istana penguasa laut selatan.
Selain itu, ada juga yang mempercayai jika sumur ini dapat mengabulkan permintaan seperti arti namanya.
Nama Jalatunda berasal dari dua kata yakni "jala" yang berarti jaring dan "tunda" yang berarti belum terlaksana.