SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Semarang, Jawa Tengah (Jateng) terkejut lantaran tagihan listriknya naik saat musim kemarau. Biaya Rp 100.000 yang biasanya digunakan untuk membeli pulsa listrik hanya cukup untuk seminggu.
Seorang ibu rumah tangga di Wonosari Semarang, Sri Lestari mengatakan, biasanya pulsa listrik Rp 100.000 bisa digunakan untuk 10 hari. Namun, saat ini hanya cukup untuk sepekan.
"Panas banget soalnya. Jadi lebih sering nyalain air conditioner (AC)," jelasnya saat dikonfirmasi via WhatsApp, Rabu (18/10/2023).
Baca juga: Cuaca Panas Kembali Picu Karhutla di Babel, Baliho Caleg Ikut Terbakar
Dia mengaku terkejut dengan biaya listrik yang lebih boros dibandingkan dengan hari sebelumnya. Menurutnya, yang membuat boros tagihan listrik karena penggunaan AC.
"Kalau tidak musim kemarau AC kadang dimatiin tapi kalau kemarau seperti ini full 24 jam," paparnya.
Hal yang sama dikatakan Elvia (28), warga Mangkang Semarang. Ibu satu anak itu juga merasa lebih boros pada musim kemarau tahun ini.
Biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik juga bertambah. "Uang Rp 200.000 tak cukup untuk satu bulan jika ada AC," imbuh dia.
Meski tagihan listrik membengkak, dia mengaku senang dengan musim kemarau tahun ini karena dianggap lebih panas sehingga jemuran pakaian bisa cepat kering.
"Musim panas gini antara seneng sama enggak seneng sih. Senangnya cucian bisa cepat kering. Enggak senengnya panas. Nah kalau hujan kan sejuk, " ucapnya.
Baca juga: Cuaca Panas Bukan Halangan, Pasukan Biru Berpeluh demi Cegah Jakarta Kebanjiran
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko menjelaskan, suhu panas yang dialami Jateng saat ini adalah karena adanya gerak semu matahari.
"Saat ini matahari seperti bergerak menuju selatan. Nanti sekitar awal Oktober matahari berada di titik kulminasi tepat di atas Pulau Jawa," jelasnya.
Secara klimatologis suhu akan cenderung mengalami kenaikan. puncaknya sekitar pertengahan hingga akhir Oktober 2023. Suhu udara akan turun lagi mulai November 2023.
"Diperkirakan suhu di Jawa Tengah sampai dengan Oktober akan berkisar antara 37-38 derajat celsius," ujar dia.
Baca juga: Penjualan Es Batu di Bekasi Naik akibat Cuaca Panas, Pedagang: Pagi Saja Sudah Ada yang Beli
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) suhu panas tertinggi yang pernah tercatat di wilayah Jateng terjadi pada 2015, yakni mencapai 39,5 derajat celcius dan pada 2019 dengan suhu mencapai 39,4 derajat celcius.
Untuk itu, dia minta warga Kota Semarang untuk tidak panik dan melakukan beberapa persiapan ketika melakukan aktivitas di luar ruangan seperti stok air putih yang cukup.
"Ketika cuaca panas, air bisa menjaga konsentrasi dan menjaga kesehatan saat aktivitas di luar ruangan," imbuh Iis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.