Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perwakilan 62 Negara Ikut Membentuk Navigasi Elektronik di Lombok

Kompas.com - 25/09/2023, 14:11 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Perwakilan dari 62 negara turut membentuk electronic navigational chart (ENC) di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (25/9/2023).

Pertemuan dari berbagai perwakilan negara tersebut diinisiasi oleh Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) dengan tajuk the 8th Electronic Navigational Chart Working Group (ENCWG).

Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengungkapkan, ENC akan selalu mengalami penyesuaian dalam hal standar maupun penggambaran yang dibutuhkan oleh para pelaut di seluruh dunia.

"Kapal-kapal sudah menggunakan peta elektronik bukan lagi peta kertas. Karena kertas punya keterbatasan. Kalau kita menggunakan elektronik tentu bisa lebih mudah," kata Nurhidayat saat jumpa pers di Lombok Barat.

Baca juga: Buaya Muncul di Atas Keramba Nelayan Lombok Barat, BKSDA Lakukan Pemantauan

Nurhidayat menjelaskan, peta elektronik tersebut akan sangat membantu dunia pelayaran, mengingat akan banyak informasi yang dapat diserap dari peta elektronik. Semisal kondisi perkembangan peristiwa alam yang terjadi di daerah tertentu.

"Seperti di Indonesia banyak gempa, banyak gunung di bawah laut. Institut ini sebagai bentuk pemetaan untuk menyajikan data-sata yang paling akurat," kata Nurhidayat.

Baca juga: WN India Ditemukan Tewas Mengapung di Perairan Gili Air Lombok Utara

Dalam pembentukan ENC, pihak TNI AL telah bekerja sama dengan sejumlah lembaga pemerintah maupun swasta untuk membentuk perangkat sistem ENC. Di antaranya dengan BMKG, BRIN dan sejumlah universitas yang ada di Indonesia.

"Di dalamnya (peta elektronik) nanti akan ada informasi hidrologi, kemudian bagaimana arus pasang surut, kemudian bagaimana penggambaran di dalam laut. Jadi kita bisa lihat gambarnya lebih dinamis bisa bergerak," kata Nurhidayat.

Adapun untuk pertemuan saat ini, para perwakilan negara akan membahas standarisasi alat dan sekema sistem yang akan diberlakukan.

"Kaitan dengan pertemuan kali ini, kita bisa menstandarkan keseluruhan. Seperti yang kita tahu, laut ini tidak terpisahkan dengan yang lainnya. Jadi kapal itu bisa bergerak ke mana saja, maka demikian petanya harus standar seluruh dunia," kata Nurhidayat.

Lebih jauh, kata Nurhidayat, dengan adanya ENC pada akhirnya akan berdampak pada sektor perekonomian masyarakat yang akan membuat kapal-kapal pesiar atau kapal komersil lainnya dapat berlayar dengan aman dan nyaman.

"Kita tahu di NTB sendiri selalu dimasuki kapal-kapal besar dunia (pesiar). Jika ini nanti sudah diterapkan, dunia pelayaran kita akan semakin aman," kata Nurhidayat.

Acara tersebut dihadiri secara langsung oleh Ketua Kelompok Kerja ENC Tom Mellor, Wakil Ketua Kelompok Kerja ENC Richard Fowle.

Adapun perwakilan negara-negara anggota ENC di antaranya Perancis, Amerika Serikat, Selandia Baru, Swedia, Finlandia, Australia, Kanada, Denmark, India, Belanda, Korea dan Inggris serta delegasi Indonesia yang diwakili Pushidrosal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotesi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotesi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com