Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu di Sikka Tinggal Bersama 4 Anaknya di Gubuk Reyot

Kompas.com - 23/09/2023, 10:59 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SIKKA, KOMPAS.com - Sejak Januari 2023, Anastasi Sao (34) tinggal bersama empat anaknya di sebuah gubuk reyot di Dusun Megeloo, Desa Reroroja, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gubuk berukuran 2x2 meter itu sangat tidak layak huni. Lantainya beralaskan tanah. Atap dan dindingnya dari daun kelapa. Beberapa tiang rumah terlihat lapuk.

Gubuk itu hanya memiliki satu pintu dari seng bekas. Saat pintu dibuka, langsung mengarah ke dapur. Di bagian dalam juga terdapat satu tempat tidur, dan beberapa pakaian yang teratur.

Baca juga: Kakak Adik di Sikka Baku Hantam gara-gara Uang Rp 4 Juta

UPDATE: Kompas.com mengajak pembaca untuk berkontribusi langsung meringankan penderitaan kisah perjuangan Ibu Anastasia dengan cara klik di sini

Saat hujan tiba, air kerap masuk ke dalam gubuk. Bahkan saat angin kencang, gubuk itu beberapa kali nyaris ambruk.


"Kalau hujan deras dan angin kencang kami terpaksa tinggal sementara di rumah tetangga," ucap Anastasia saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Jumat (22/9/2023).

Sempat Merantau

#---Kondisi dapur rumah milik Anastasia---#KOMPAS.COM/Serafinus Sandi Hayon Jehadu #---Kondisi dapur rumah milik Anastasia---#

Anastasia memiliki lima orang anak, satunya tinggal bersama keluarga.

Ia bercerita, sebelum tinggal di gubuk, ia pergi merantau bersama sang suami, Antonius Alek ke Kalimantan Timur. Ia tidak ingat persis berapa lama mereka di sana.

Pada pertengahan 2021, ia bersama empat anaknya pulang ke Megeloo. Saat itu ia sedang mengandung anak kelima. Dia Mageloo mereka menetap sementara di rumah keluarga.

Baca juga: Harga Beras di Sikka Tembus Rp 16.000 Per Kilogram, Ini Penyebabnya

Sebulan kemudian Anastasia mendengar kabar bahwa Antonius sering sakit. Lalu mendapat kabar meninggal bulan berikutnya. 

"Suami saya meninggal di sana (Kalimantan Timur) dan dikubur di sana. Jenazah tidak bisa dibawa pulang, apalagi kondisi kami begini," ucapnya.

Hidup Tak Menetap

Sejak saat itu Anastasia harus banting tulang memenuhi kebutuhan keluarga. Ia bekerja serabutan. Hidupnya pun mulai tidak menetap.

Anastasia masih ingat pada akhir 2021, ia bersama keempat anaknya tinggal di sebuah gubuk di bawah pohon asam. Gubuk itu hanya beralaskan tanah, dan berdinding kain yang usang.

"Atapnya tidak ada, daun pohon asam itu adalah atapnya. Dulu gubuk itu kami buat di dekat kandang kambing," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com