Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir, 4 Jembatan di Krayan Rusak Parah, 54 Hektar Sawah Gagal Panen

Kompas.com - 22/09/2023, 14:33 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Banjir melanda dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, sejak Selasa (19/9/2023) lalu.

Banjir yang disebabkan oleh intensitas hujan lebat ini, membuat Sungai Pa’Lutut dan Pa’Bawan meluap, hingga kondisi tinggi muka air maksimal mencapai 2 meter.

"Luapan air sungai bermuatan material kayu, ranting, lumpur dan pasir. Sehingga terjadi pendangkalan sungai," ujar Bagian Informasi di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Muhammad Basir, pada Jumat (22/9/2023).

Luapan air sungai kemudian meluas, sehingga berakibat pada kerusakan sejumlah fasilitas umum, seperti jembatan.

Baca juga: Terjebak Banjir di Krayan Nunukan, Jenazah Bayi 3 Bulan Dimasukkan Drum untuk Dikebumikan di Kampung Halaman

Akibatnya, akses jalan penghubung antar kecamatan di wilayah perbatasan RI–Malaysia ini terputus. Para warga, hanya bisa berdiam di rumahnya masing-masing.

Selain itu, banjir juga mengakibatkan rusaknya areal persawahan. Padahal, masyarakat Krayan, baru selesai musim tanam padi.

Dari catatan BPBD Nunukan, areal sawah yang rusak parah ada di Desa Pa’Kemut dan Desa Pa, Lutut, Kecamatan Krayan Barat, dengan luasan sekitar 30 hektar.

Di Desa Long Katung dan Desa long Bawan, Kecamatan Krayan Induk, seluas 9 hektar. Di Desa Pa’kubuan dan Desa Long Umung, Kecamatan Krayan Timur, seluas 15 hektar.

"Pemerintah daerah sudah menetapkan status tanggap darurat untuk penanganan banjir di wilayah Krayan," kata Basir.

Aktivitas masyarakat terhenti total

Camat Krayan Timur, Liantony, saat dihubungi, menuturkan, saat ini, seluruh kegiatan masyarakat lumpuh total.

Tidak ada aktivitas di kantor pemerintahan, ataupun kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Karena ketinggian air saat ini mencapai dada orang dewasa.

"Semua hanya diam di rumah, tidak bisa ke mana-mana, apalagi akses penghubung kecamatan juga rusak akibat banjir," tutur dia.

Ada sekitar 4 jembatan utama yang rusak, masing-masing dua unit jembatan kayu dan 2 unit jembatan gantung, kondisinya tidak lagi layak digunakan akibat terjangan banjir.

Dengan rusaknya jembatan, jalur ekonomi masyarakat juga terhenti, dan menjadi ancaman dalam distribusi bantuan ataupun barang barang kebutuhan bagi masyarakat setempat.

Baca juga: Hadiri Sidang Dakwaan, KPLP Lapas Nunukan yang Menganiaya Napi Narkoba Hanya Diam dan Tertunduk

"Kita hanya bisa berharap banjir segera surut. Dan pemerintah melakukan sejumlah perbaikan dan memberi solusi dari keterisoliran. Kalau jembatan dan jalanan cepat diperbaiki, pasokan segala macam kebutuhan masyarakat juga bukan masalah berarti lagi," kata Liantony.

Liantony mengatakan, hasil pendataan terhadap korban terdampak, serta kalkulasi kerugian masih belum bisa diumumkan.

Pemerintah bersama petugas, masih berjibaku di lapangan, untuk memastikan kondisi korban banjir, serta membantu warga yang butuh evakuasi.

"Banjir kali ini, kerugiannya cukup besar. Karena kita warga Krayan baru selesai musim tanam padi. Puluhan hektar sawah kami, sudah pasti gagal panen," kata Liantony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com