Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjebak Banjir di Krayan Nunukan, Jenazah Bayi 3 Bulan Dimasukkan Drum untuk Dikebumikan di Kampung Halaman

Kompas.com - 21/09/2023, 11:39 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Jenazah bayi berusia 3 bulan asal Desa Wa'Yagung, dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, terkendala akses pulang karena banjir yang terjadi di wilayah perbatasan RI-Malaysia ini dalam sepekan terakhir.

Bayi bernama Gelin tersebut, akhirnya dimasukkan dalam drum air 200 liter yang dilubangi demi memudahkan orangtuanya membawanya melewati genangan banjir.

"Bayinya dimasukkan drum yang biasanya kalau di Krayan, dipakai untuk menyimpan padi selesai panen. Drum dipakai sebagai perahu agar jenazah bayi mudah dibawa dan lebih aman melewati banjir," ujar warga Krayan, yang menyaksikan proses pemulangan jenazah bayi Gelin, Novliana, Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Jalan Lingkar di Krayan Kaltara Rusak Parah, Krayan Selatan Semakin Terisolir

Novliana menuturkan, bayi Gelin, menderita sakit yang mengharuskannya dibawa ke rumah sakit yang ada di Kota Tarakan.

Namun, si bayi akhirnya meninggal dunia, dan diterbangkan kembali ke Krayan, menggunakan pesawat militer, yang kebetulan sedang ada misi penerbangan ke Krayan.

"Jenazahnya tiba sekitar pukul 19.00 Wita, dan akan langsung dibawa pulang ke Wa'Yagung, tapi jembatan Long Umung di Krayan Timur yang harus dilewati, terendam banjir. Akhirnya bermalam di Long Umung," tuturnya.

Untuk menuju Wa'Yagung, dari pusat kota Krayan, dibutuhkan waktu sekitar 6 jam berjalan kaki, dan melewati sejumlah jembatan.

Desa tersebut, berada di kedalaman hutan Krayan, dengan akses sulit dan terbatas.

Jika dulu untuk masuk Wa'Yagung hanya bisa dengan berjalan kaki dengan menembus tanaman penuh lintah daun, saat ini, akses ke Wa'Yagung sudah bisa dilewati menggunakan sepeda motor, jika cuaca cerah.

Baca juga: Kecewa Harga Rumput Laut Tak Kunjung Naik, Sejumlah Pemukat di Nunukan Buang Rumput Laut

"Biasa kalau cuaca cerah, kita pakai motor bayar Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Tapi sekarang musim hujan, paling jalan kali dan sesekali naik perahu kalau harus menyeberangi jembatan," imbuhnya.

Kondisi bayi Gelin, kata Novliana, membuat warga Krayan prihatin dan miris.

Sejumlah warga, pagi ini saling bantu untuk memudahkan kepulangan jenazah bayi mungil Gelin.

Novliana berharap, gambaran dari kasus bayi Gelin, bisa menjadi perhatian khusus untuk mempercepat pembangunan di wilayah perbatasan.

Baca juga: Video Perjalanan Menembus Krayan, Wilayah Terdepan NKRI yang Terisolir

"Setidaknya ada bantuan perahu karet agar kasus seperti bayi Gelin tidak perlu terjadi," kata dia.

Sampai hari ini, Krayan yang menjadi wilayah terisolir dan berbatasan darat langsung dengan Malaysia ini, masih sebuah wilayah yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat terbang perintis.

"Kami terus berharap pembangunan dari pinggiran bisa dirasakan. Mohon pembangunan Krayan diperhatikan oleh semua, baik pemerintah daerah ataupun pusat," harap Novliana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Regional
Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com