Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APBN Jadi Jaminan Utang Kereta Cepat, Sudirman Said: Melukai Rasa Keadilan

Kompas.com - 21/09/2023, 18:43 WIB
Tresno Setiadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 BREBES, KOMPAS.com - Anggota Tim 8 Capres sekaligus Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said turut menyoroti kebijakan pemerintah yang resmi memutuskan membuka opsi bisa menjamin utang yang timbul dari pembengkakan biaya alias cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Seperti diketahui, proyek KCJB mengalami pembengkakan biaya sangat besar dan gagal memenuhi target awal penyelesaiannya.

APBN juga dikucurkan untuk menyelamatkan KCJB agar tidak sampai mangkrak meski hal itu melanggar janji awal.

Sudirman Said menuturkan, kebijakan pemerintah yang menjaminkan APBN sebagai jaminan utang melukai hati masyarakat di tengah keadaan ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

Baca juga: Guru Ngaji di Brebes Diduga Cabuli Belasan Bocah, Orangtua Geruduk Kantor Desa

"Ini yang menurut saya melukai rasa keadilan. Saat masyarakat sedang kesulitan harga beras naik, mungkin sebentar lagi BBM naik, namun sinyal yang diberikan pemerintah bukannya memproteksi namun mengorbankan masyarakat," kata Sudirman Said, saat temu relawan Anies-Cak Imin, di Padepokan Kalisoga Slatri, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (21/9/2023).

Sudirman menuturkan, banyak tanggapan beragam setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani baru-baru ini menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana KCJB.

"Baru-baru ini ada surat Keputusan Menkeu yang memperbolehkan APBN bisa jadi jaminan utang. Disebutkan antara lain untuk pembiayaan kereta cepat ini mendapat sambutan beragam, dan kelihatannya lebih banyak yang menyoroti negatif," kata Sudirman.

Sudirman mengatakan, proyek KCJB sejak awal memang sudah menuai kontoversi.

Mulai dari awal perizinan, pembangunan fisik yang terus menerus tertunda penyelesainnya, hingga terkait pembiayaan.

"Karena proyek kereta cepat sendiri sudah sejak awal penuh dengan kontoversi. Tapi, yang menjadi perhatian masyarakat juga pembiayaannya. Sudah pembiayaan bengkak, yang disebutkan Pak Presiden tidak akan melibatkan APBN, namun belakangan ternyata melibatkan APBN," kata Sudirman.

Menurut Sudirman, tidak hanya APBN yang juga menanggung pembiayaan, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga harus menanggung utang.

"Bahkan, ekonom Faisal Basri menyebut secara hitung-hitungan bakal lama sekali keuntungannya sebagai investasi," kata Sudirman.

Baca juga: Harga Bawang Merah di Brebes Terjun Bebas, Petani: Pak Jokowi, Tolong Saya

Sudirman menyatakan, penjaminan APBN sebagai utang proyek KCJB bisa-bisa berimbas pada pembiayaan hak dasar masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan.

"Ketika situasi sudah buruk secara pembiayaan, pemerintah malah menyediakan APBN sebagai jaminan utang. Artinya, ketika ada apa-apa dengan pembayaran hutang, maka APBN akan dikorbankan. Yang semula misalnya ABPN digunakan untuk kepentingan publik seperti pendidikan dan kesehatan," kata dia.

Untuk itu, Sudirman berharap agar pemerintah bisa melakukan evaluasi. Mengingat ada konsekuensi jangka panjang yang bakal merugikan masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Regional
ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

Regional
Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Regional
Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Regional
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Regional
Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Regional
BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

Regional
Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com