Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Terancam, Pelaku Wisata dan Nelayan Khawatirkan Limbah Pencemaran Aktivitas Tambak Udang di Karimunjawa

Kompas.com - 21/09/2023, 11:11 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

JEPARA, KOMPAS.com - Merasa terancam secara ekonomi, pelaku wisata dan nelayan mengkhawatirkan adanya dugaan pencemaran di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.

Pasalnya, sejumlah pantai di sana telah tertutup sedimen dan lumut liar akibat limbah tambak serta bau tak sedap di sekitarnya.

Pelaku wisata Karimunjawa, Farahdhilla Fairuz (27) mengaku terancam dengan terjadinya pencemaran limbah di Pulau Karimunjawa. Jika terus dibiarkan, ia khawatir para pengunjung akan meninggalkan Taman Nasional Karimunjawa dari prioritas destinasi wisatanya.

Baca juga: Perairan Karimunjawa Berubah Warna Hitam, Merah dan Hijau Serta Bau Menyengat

Pasalnya, ia telah mendapati sejumlah wisatawan yang tidak mau melunasi biaya paket wisata lantaran kecewa dengan kondisi pantai yang tak sesuai ekspektasinya. Mereka mengeluh atas adanya pencemaran dari tambak.

Beberapa di antaranya juga memprotes atas gatal-gatal yang dialami usai berendam di pantai yang terletak tak jauh dari lokasi tambak.

“Apalagi high season pas musim liburan, bule Eropa sekarang suka protes, kok bau, gatal, pernah di Pantai Alano mereka mandi sebentar badannya memerah, padahal airnya belum begitu keruh,” ungkap Farah ditemui di Kemujan, Rabu (20/9/2023).

Sebagian turis tidak mau membayar karena merasa dirugikan. Farah khawatir sekitar 5.000 wisatawan yang berkunjung setiap pekan akan berkurang.

Pantauan Kompas.com saat berkeliling ke Pantai Lego Nipa, batuan karang di sepanjang pesisir tertutup lumut cukup tebal. Lumut liar berwarna hitam juga tumbuh bertebaran menyelimuti pantai tersebut.

Tak jauh dari situ, terlihat sejumlah pipa berukuran besar sepanjang sekitar 500 meter. Pipa itu berasal dari tambak udang yang disebut warga setempat Tengah berhenti beraktivitas sekitar sebulan lalu.

“Pencarian kerang saat ini susah. Karena terlanda limbah sejak 2020 banyak kerang yang mati. Kalau dulunya mudah, perempuan di sini kalau nyari setengah hari dapat seember, dikupas bersih bisa 2-3 kilogram, sekilo Rp30.000, sehari bisa Rp100.000-150.000,” tutur Surohim (43), salah seorang nelayan di Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa.

Sementara mata pencaharian laki-laki di Karimunjawa yang kebanyakan juga nelayan, terancam harus mencari ikan ke tengah laut karena ikan di pesisir mati terdampak limbah pencemaran aktivitas tambak udang.

Faktanya selama mengelilingi titik pencemaran di pesisir Karimunjawa, Kompas.com mendapati sejumlah bangkai ikan di sekitar pipa milik tambak. Pantai Cemara juga terselimuti lumut liar hingga terlihat keruh kecoklatan.

“Proyek tambak udang ilegal mulai masuk sekitar 2017. Satu tahun kemudian, tambak udang bertambah menjadi empat titik. Di setiap titik ada enam petak sampai 36 petak tambak,” ungkap Koordinator Lingkar Juang Karimunjawa, Bambang Zakaria.

Baca juga: Kecam Tambak Ilegal dan Tongkang Batu Bara, Warga Gelar Aksi Bentang Spanduk Save Karimunjawa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Viral, Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Viral, Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com