Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bawang Merah Anjlok, ABMI Berharap Pemerintah Serap Bawang Petani

Kompas.com - 19/09/2023, 23:49 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi melakukan tinjauan ke sejumlah gudang bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah di saat harga bawang tengah terjun bebas, Selasa (19/9/2023).

Saat dikunjungi Kepala Bapanas di gudang bawang dengan Sistem Resi Gudang (SRG) berteknologi Controle Athmosphere Storadge (CAS) di Desa Klampok, Wanasari, Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) berharap pemerintah bisa menyerap bawang merah petani.

Seperti diketahui, harga bawang merah yang baru panen di tingkat petani, menyentuh Rp 12.000 per kilogram, di bawah harga break even point (BEP) atau titik impas Rp 15.000 per kilogram.

Baca juga: Harga Bawang Merah di Brebes Terjun Bebas, Petani: Pak Jokowi, Tolong Saya

Ketua ABMI Dian Alex Chandra mengatakan, pemerintah di saat harga bawang anjlok agar bisa turun tangan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pangan untuk menyerap bawang.

"Mungkin pemerintah bisa menunjuk BUMN pangan untuk menyerap pada saat seperti ini untuk dikelola. Dan silahkan bisa dikerjasamakan dengan asosiasi," kata Alex di hadapan Kepala Bapanas Arief, Selasa (19/9/2023) malam.

Dikatakan Alex, pemerintah bisa membeli bawang merah di daerah-daerah yang memang sedang suprlus. Dengan menggandeng asosiasi, bisa bersama-sama melakukan pemetaan.

"Karena mungkin yang tahu pemetaan bawang merah di Indonesia adalah asosiasi bawang merah. Dan kita tahu mana yang surplus dan minus. Dan daerah yang surplus itu bisa dibeli tentunya dengan harga di atas BEP," kata Alex.

Baca juga: Pura-pura Beli Cabai dan Bawang Merah, Seorang IRT Ketahuan Curi HP Pedagang di Pasar Ajibarang Banyumas

Menurut Alex, dengan membeli bawang merah milik petani di atas BEP atau titik impas biaya produksi maka petani tidak mengalami kerugian.

"Jadi masyarakat petani tidak dirugikan, dan konsumen juga beli tidak mahal. Dan pada saat langka bawang tersebut bisa dikeluarkan atau disalurkan ke daerah-daerah yang sedang minus bawang merah," pungkas Alex.

Kepala Bapanas RI Arief Prasetyo Adi mengatakan, perlunya kolaborasi banyak pihak dalam mengatasi persoalan harga bawang merah yang sedang turun.

"Makanya kita perlu pengusaha-pengusaha termasuk BUMN di bidang pangan. Kemudian kerja sama antar daerah, saya cerita ke Bupati tadi di sini bawang dijual Rp 11-12 ribu per kilogram, di daerah lain ada yang dijual sampai Rp 30 ribu artinya potensi ini yang bisa kita garap sama-sama," kata Arief.


Menurut Arief, perlu kolaborasi bersama agar menjaga harga bawang merah tetap stabil. Artinya petani tetap sejahtera dengan harga yang cukup, dan masyarakat sebagai konsumen juga membeli dengan harga yang tidak terlalu tinggi.

"Sekarang tugas kita sama-sama menjaga harga jual. Pertama di tingkat petani, dan di konsumen. Jadi tidak hanya bagus di tingkat petani namun hilirnya ada 250 juta orang yang memerlukan. Apalagi bawang Brebes banyak masuk ke daerah lain. Artinya daerah lain juga bergantung pada Brebes," kata Arief.

Di sisi lain, Arief mengaku mengapresiasi petani bawang merah Brebes yang tetap bertahan meski harga sedang turun dan dihantam fenonema alam El Nino.

"Apresiasi petani di Brebes di tengah El Nino masih bisa tanam bawang, bisa panen. Tadi saya keliling sama Pak Bupati juga. Keren sekali petani bawang di Brebes ini," pungkas Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com