Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Jadi Talent Video Azan RCTI, Pengamat Politik Undip Sebut Isu Keagamaan Kembali Dimainkan

Kompas.com - 11/09/2023, 18:13 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Bakal calon presiden (Bacapres) PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menjadi sorotan lantaran terlihat menjadi salah satu talent dalam video azan maghrib di siaran TV nasional.

Pengamat politik Universitas Diponegoro Wahid Abdurrahman turut menyoroti hal itu sebagai peringatan dini isu-isu keagamaan yang rawan dilibatkan dalam kontestaai Pemilu mendatang. 

“Ini jadi early warning bahwa ternyata isu-isu keagamaan, khususnya Islam itu ke depan masih akan menjadi isu yang akan digunakan oleh semua kandidat Bacapres,” ujar Wahid melalui sambungan telepon, Senin (11/8/2023).

Baca juga: Mahfud MD Diisukan Jadi Pasangan Ganjar Pranowo, Ini Komentar DPC PDI-P Semarang

Pihaknya menilai, citra Ganjar yang terbangun selama ini masih belum cukup untuk disebut sebagai sosok pemimpin yang Islami bagi publik.

Padahal suara umat muslim yang cukup besar sangat dibutuhkan olehnya untuk pemenangan dirinya pada Pilpres 2024 nanti.

Sehingga, Ganjar dilibatkan dalam tayangan azan maghrib di TV itu untuk menegaskan dirinya sebagai sosok muslim yang taat.

“Model seperti itu senantiasa menjadi cara untuk menarik ya, bagaimana pun kan Jateng, Jabar, Jatim, itu banyak Muslim taat dan santrinya cukup kuat" lanjutnya.

Baca juga: Belum Masuki Masa Kampanye, Bawaslu Tak Bisa Tindak Baliho yang Klaim Jokowi Pilih Ganjar

Meski sekarang belum memasuki masa kampanye, pihaknya menyampaikan peta politik saat ini jelas bila Partai Perindo berkoalisi mendukung PDI-P.

"Ini harus hati-hati, apalagi sekarang peta politik menunjukkan kalau Perindo itu punya jejaring yang cukup kuat,” lanjut Dosen Ilmu Pemerintahan Undip itu.

Dampak dari penggunaan mainstream media dengan menonjolkan isu agama dinilai bakal lebih besar menarik simpati dan suara publik terhadap Ganjar.

“Nanti pasti akan lebih besar lagi saat ditetapkan sebagai Capres, dengan menggunakan isu isu sentimen keislaman untuk menarik pemilih kelompok muslim, khususnya santri,” tegasnya. 

Dalam hal ini, pihaknya juga menyinggung peristiwa pasca Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 silam yang memanfaatkan suara kelompok muslim untuk mengantarkan paslon menuju kemenangan. 

“Kemudian untuk menarik itu (suara umat Muslim) salah satunya menggunakan isu dan simbol keislaman. Azan, shalat, itu kan untuk menunjukkan bahwa ‘Oh Pak Ganjar ini sosok Muslim yang taat’,” ujarnya.

Pihaknya khawatir, bila isu keagamaan selalu dimainkan jelang Pemilu, maka paslon tak lagi berfokus mengusung gagasan dan program untuk menggaet pemilih.

“Itu bisa menjadi penyebab demokrasi stagnan. Jadi hanya terbatas pada persoalan penampilan saja dan pengakuan seperti Pak Ganjar itu Muslim taat dan rajin salat, tetapi gagasannya menjadi hilang. Harusnya sudah tidak lagi seperti ini,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usung Luqman Hakim di Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim di Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Regional
Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Regional
Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com