SEMARANG, KOMPAS.com - Bayu Aji Anwari, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi di Kota Semarang, Jawa Tengah yang melakukan dugaan pelecehan terhadap 6 santriwati digelandang polisi.
Dengan wajah menunduk dan tangan terborgol Bayu Aji menunjukkan ruang bawah tanah yang ada di ruang pondok di Lempongsari Semarang.
Ruangan tersebut digunakan pelaku untuk melakukan pelecehan seksual kepada korban.
Baca juga: Pimpinan Ponpes di Semarang yang Cabuli 6 Santriwati Dikenal Tertutup dan Jarang Bersosialisasi
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan, tempat kejadian perkara ada di pondok pelaku Lempongsari dan hotel di Banyumanik Semarang.
"Di kamar yang kecil itu, tersangka melakukan perbuatan cabul kepada korban," jelasnya kepada awak media, Jumat (8/9/2023).
Korban yang saat itu kaget, kemudian berteriak namun dihalangi oleh pelaku. Setelah kejadian tersebut, korban berinisial MJ yang masih di bawah umur itu baru diberangkatkan ke Malang, Jawa Timur.
Dia menjelaskan, sebuah bangunan rumah pelaku yang berada di Lempongsari merupakan tempat yang digunakan untuk transit para santri yang akan disalurkan ke pondok di Malang.
"Jadi TKP itu transit sebelum diberangkatkan ke pondok atau saat libur," kata dia.
Baca juga: Ada Kamar Bawah Tanah di Ponpes Semarang yang Pimpinannya Diduga Lecehkan Santriwati
Sebelumnya, Ketua RT 03 RW 03 Kelurahan Lempongsari, Alam mengaku kaget setelah mendengar adanya kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Bayu Aji.
"Kaget ada kasus pelecehan seksual," kata dia saat ditemui di rumahnya.
Dia menjelaskan, rumah yang digunakan untuk menginap sejumlah santri itu sudah kosong sejak 2021. Istri Bayu Aji juga sempat berpamitan kepadanya.
"Katanya mau ke rumah orangtuanya. Tapi tak kembali," ujar dia.
Selama tinggal di Lempongsari, Bayu Aji dan istrinya memang jarang berkumpul dengan warga seperti kegiatan kerja bakti dan kegiatan PKK.
"Jarang berangkat kalau ada kegiatan," ungkap Alam.
Selama masih beraktivitas, pondok tersebut berisi santri laki-laki dan perempuan. Selain itu, pondok yang dipimpin oleh Bayu Aji itu juga mengadakan acara rutinan.
"Tapi yang datang dari luar kota semua. Warga sini jarang yang ikut," paparnya.
Dia mengaku pernah masuk ke pondok tersebut. Menurutnya, rumah yang dijadikan pondok itu tidak terlalu lebar.
"Kata warga itu di bawahnya ada gorong-gorong (ruang bawah tanah) yang dikasih kamar-kamar," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.