SEMARANG, KOMPAS.com - Viral sebuah video di media sosial Tiktok memperlihatkan empat mahasiswi yang mengaku mendapatkan makanan basi saat tinggal di Ma'had (asrama mahasiswa) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Video tersebut viral di akun Tiktok @mimshw03.
Dengan gemetar, mereka mengatakan jika sudah lebih dari tiga kali diberikan makanan basi oleh Ma'had. Hal itu membuat mereka merasa tidak dianggap sebagai manusia.
"TOLONG KAMI YA," tulis akun tersebut dalam caption-nya.
Baca juga: Diduga Kurang Konsentrasi hingga Motor Oleng, 2 Mahasiswi Tewas Jatuh ke Sungai
Menanggapi hal itu, Wakil Rektor UIN Walisongo Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Achmad Arief Budiman mengatakan, program pema’hadan bagi mahasiswa baru UIN Walisongo merupakan program mandatori dari Kementerian Agama.
"Dari Kementerian Agama melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama pada Pendidikan Islam," jelasnya melalui keterangan resminya, Kamis (10/8/2023).
Dalam keputusan tersebut dijelaskan bahwa pengembangan moderasi beragama dilakukan melalui Program Ma’had Al-Jami’ah yang ditujukan untuk mahasiswa di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
"Dengan demikian, perlu dipertahankan dan diperkuat dengan manajemen mutu dan pengawasan serta evaluasi yang terukur," kata dia.
Baca juga: Tidak Kapok Gagal Saat Uji Praktek SIM C, Mahasiswi Ini Lulus Uji Praktik SIM C di Jalur Baru
Mengenai temuan buruknya mutu layanan katering sebagaimana tergambar dalam video yang viral tersebut, UIN Walisongo menganggap hal tersebut sebagai pengingat yang perlu direspon secara positif.
"Sehingga telah dilakukan evaluasi terhadap mutu layanan katering dan memberlakukan uji petik secara rutin sebagai upaya penjaminan mutu untuk periode selanjutnya," paparnya.
Dia menjelaskan, layanan katering bagi santri Ma’had al-Jami’ah bukanlah program wajib.
Santri boleh memilih untuk meneruskan berlangganan katering pada bulan kedua atau berhenti berlangganan dan berupaya belanja sendiri untuk keperluan makan.
"Adapun untuk bulan pertama diputuskan disediakan katering sebagai upaya membantu memfasilitasi santri baru yang datang dari luar daerah, luar provinsi dan luar pulau, yang dimungkinkan belum cukup mengenali medan dan lingkungan kampus, sehingga jika tidak dibantu penyediaan makanan, mereka akan kesulitan," kata dia.
Pelibatan pondokan di sekitar kampus sebagai mitra pema’hadan tahun ini merupakan tahun pertama dan baru saja berjalan, Namun demikian, lanjutnya, momentum ini akan dipergunakan secara positif untuk segera dilakukan evaluasi secara komprehensif.
"Serta dilakukan koordinasi dengan pihak mitra dalam rangka memperbaiki dan melengkapi fasilitas yang ada," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.