SOLO, KOMPAS.com - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka setuju dengan langkah DPP PDI-P memecat kader yang tidak mendukung bakal capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Oh iya bagus," kata Gibran singkat kepada wartawan sebelum masuk ke ruang kantornya di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (31/7/2023).
Menurut Gibran, semua harus tegak lurus sesuai dengan keputusan DPP.
"Semua harus tegak lurus," ungkap dia.
Baca juga: Hasto Ingatkan Kader PDI-P yang Membelot dan Tak Dukung Ganjar Bisa Dipecat
Diberitakan sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P mewanti-wanti semua kader partainya untuk solid mendukung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.
Jika tidak, maka sanksi pemecatan pun menghantui mereka. Para kader tersebut juga dipersilakan mengundurkan diri sebagai anggota partai.
Sikap tegas DPP itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto saat membuka Rakerda III DPD PDI-P Provinsi Jambi, Sabtu (29/7/2023).
"Dipersilakan untuk mundur atau menerima sanksi pemecatan jika ada yang membelot dengan mendukung calon lain," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Ucapan Hasto itu disampaikan beberapa hari usai DPP PDI-P memanggil kedua kadernya yang tampak akrab dengan bakal capres lain, Prabowo Subianto.
Kedua kader ini adalah Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko. Mereka dipanggil di waktu yang berbeda menghadap Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun dan Sekjen Hasto Kristiyanto.
Effendi dipanggil karena menyebut Prabowo cocok menakhodai Republik Indonesia. Sedangkan Budiman mengunjungi Prabowo di kediamannya.
Baca juga: Said Abdullah Ditunjuk Megawati Jadi Ketua PDI-P Jatim Definitif
Terang-terangan, Budiman Sudjatmiko mengaku memiliki kecocokan dengan Prabowo. Ia bahkan menganggap Menteri Pertahanan (Menhan) itu sebagai sosok pemimpin yang bisa membawa Indonesia lepas dari krisis global.
“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya,” kata Budiman Sudjatmiko saat ke rumah Prabowo.
“Dalam pengertian, suatu bangsa ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global,” ujar aktivis reformasi itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.