Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tarsono, Tuna Netra Penjual Bensin Eceran, Ditipu Berkali-kali Tak Dibayar Pembeli, Uang Dirampok

Kompas.com - 21/07/2023, 19:00 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com - "Hidup tak semudah membalikkan telapak tangan" peribahasa itulah yang menggambarkan Tarsono (50) seorang tuna netra yang jualan bensin eceran di Jalan Siliwangi, Kota Semarang, Jawa Tengah. 

Baginya, jualan bensin eceran bukanlah hal yang mudah. Setiap malam dia harus memindahkan bensin dari derigen ke botol-botol kecil. Dia hanya bisa mengandalkan indra peraba agar bensin tak tumpah.

Saat pagi, botol berisi bensin eceran itu dia bawa ke trotoar Jalan Siliwangi yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggalnya. Terkadang, dia juga dibantu istrinya untuk jualan secara bergiliran. 

Baca juga: Cerita Briptu Luhur Beri Pelatihan Seni Reog ke 15 Anak Tuna Netra di Ponorogo

Tarsono mulai jualan bensin eceran sejak pukul 06.00 WIB dan tutup pukul 18.00 WIB. Penghasilan dari jualan bensin itu dia gunakan untuk membiayai sekolah anak-anaknya. 

"Sekarang anak saya ada tiga. Hasilnya ini untuk sekolah mereka tak ada bantuan," jelasnya saat ditemui di tempat jualannya, Jumat (21/7/2023). 

Selama jual bensin eceran, nasib Tarsono tak selalu mujur. Banyak pembeli yang mengambil bensin tapi tak membayar. Keterbatasannya dimanfaatkan oleh orang yang tak bertanggungjawab. 

"Biasanya ambil bensin terus katanya uangnya ketinggalan. Tapi akhirnya tak bayar," paparnya. 

Baca juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan Ratusan Paket Sembako untuk Persatuan Tuna Netra di Lampung

Namun, dia mengaku sudah mengikhlaskan bensin yang diambil orang tak bertanggung jawab itu. Tarsono mengganggap bensin itu merupakan tabungan sebagai amal. 

"Ya sudah ikhlas, tak apa-apa," kata dia.

Selain jualan bensin eceran, Tarsono juga jualan jajanan ringan ketika malam. Biasanya dia jualan jajan eceran mulai pukul 19.00 WIB sampai pukul 23.30 WIB. 

"Ya jualan makanan ringan buat tambah-tambah. Kan bensin tak selalu untung," ujarnya. 

 

Dicopet dan dibuang

 

Sebelum berjualan bensin, Tarsono mengaku pernah menjadi pengemis. Hal itu terpaksa dia lakukan untuk bayar utang dan mencari modal untuk bisnis kecil-kecilan. 

"Dulu punya utang kurang lebih Rp 10 juta, untuk bayar kontrakan," ujar dia. 

Namun, uang dan perhiasan hasil mengemis itu dicuri oleh orang yang tak dikenal. Saat itu istrinya diculik, perhiasan dan uang yang ada di dompet istrinya diambil dengan paksa. 

"Saat itu istri saya diturunkan di daerah Wologito, Semarang Barat," paparnya. 

Akibat kejadian itu, istrinya pingsan karena istrinya kaget uang dan perhiasan yang dia kumpulkan habis dirampok. 

"Pingsan saat itu, karena uang dan perhiasan tabungan," kata dia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com