Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kawasan Rebana Jabar Siap Menyerap 4,49 Juta Pekerja

Kompas.com - 16/07/2023, 13:22 WIB
Tim Konten,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan Rebana Metropolitan diproyeksi menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus ladang investasi di Jawa Barat (Jabar).

Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jabar Nining Yuliastiani mengatakan, peresmian Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) pada Selasa (11/7/2023) dan pengoperasian Bandara Internasional Kertajati pada Oktober 2023, diharapkan dapat memfasilitasi akses transportasi yang lebih mudah menuju kawasan industri Rebana.

"Dengan adanya akses jalan nasional, provinsi, jalan tol, udara, dan laut melalui Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, kawasan industri Rebana Jabar menjadi primadona bagi para investor," ujar Nining melalui rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (16/7/2023).

Nining mengatakan, Rebana Metropolitan merupakan kawasan industri dan perkotaan baru di Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, Kuningan, serta Kota Cirebon.

"Tidak hanya didukung oleh tujuh kabupaten atau kota dengan regulasi yang lengkap, Rebana juga ditunjang dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Daerah dan infrastruktur yang baik. Dari segala aspek, Rebana merupakan kawasan yang sangat lengkap," ujar Nining.

Saat ini, terdapat 28 industri yang telah dibangun dan tujuh rencana investasi sedang dalam proses pengerjaan. Keduanya direncanakan akan beroperasi penuh pada 2024.

Selain itu, terdapat 11 industri lain yang sedang dalam tahap perencanaan dan sudah memiliki lahan di Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Subang.

Selain itu, terdapat 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang telah disiapkan dan menjadi prioritas di kawasan Rebana, antara lain Cipali, Subang Barat dengan luas 10.408 hektare (ha); Kertajati dengan luas 1.415 ha; Buahdua-Ujungjaya-Tomo (Butom) dengan luas 4.092 ha; Cipali, Indramayu dengan luas 2.875 ha; Tukdana dengan luas 563 ha; Krangkeng dengan luas 3.452 ha; Patrol dengan luas 4.14 ha; dan Balongan dengan luas 2.122 ha.

"Rencana serupa juga akan dilakukan di Cipali Subang Timur dengan luas 4.806 ha, Patimban dengan luas 542 ha, Losarang dengan luas 6.710 ha, Jatiwangi dengan luas 972 ha, dan Cirebon dengan luas 1.815 ha," lanjut Nining.

Tidak hanya terbatas pada pembangunan industri manufaktur, pengembangan kawasan Rebana juga akan melibatkan industri pendukung lain, seperti sektor akomodasi dan rekreasi yang sesuai dengan kriteria dan potensi masing-masing daerah yang memiliki KPI.

Salah satunya adalah Kabupaten Kuningan yang akan menjadi pusat industri wisata kawasan Rebana di masa depan.

Meski begitu, Nining mengaku, KPI terbanyak terletak di wilayah Indramayu. Namun, terdapat banyak tantangan yang harus diatasi di Indramayu dan wilayah serupa, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pengentasan kemiskinan, dan penurunan angka pengangguran.

"Kami melihat bahwa saat ini terjadi peningkatan yang signifikan, baik dari segi ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja serta peningkatan kualitas SDM. Kualitas SDM akan semakin maju dengan adanya kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Politeknik Manufaktur (Polman) Cirebon yang menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan Rebana," ungkap Nining.

Apabila rencana tersebut berjalan dengan baik, kawasan Rebana diproyeksikan dapat menyerap  4,49 juta tenaga kerja pada 2030. Pertumbuhan ekonomi di Jabar juga diperkirakan akan mencapai 7,16 persen dan investasi diperkirakan akan meningkat 7,7 persen dari kondisi saat ini.

Selain dari sisi investor yang berinvestasi di Rebana, pemerintah juga terus mendukung pembangunan 81 infrastruktur dasar di kawasan tersebut dengan total nilai proyek sebesar Rp 234,59 triliun.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com