NUNUKAN, KOMPAS.com - Jalan utama yang menjadi urat nadi perekonomian warga Desa Harapan, Kecamatan Sebuku, Nunukan, Kalimantan Utara, selalu dikeluhkan warga.
Setiap musim hujan, jalanan yang juga menghubungkan Desa Harapan dengan Desa Tetaban, Desa Melasu Baru, dan enam desa sekitar tersebut tergenang sebatas lutut orang dewasa.
Imbasnya, warga yang hampir 98 persen merupakan petani kelapa sawit, tak bisa menjual hasil panennya.
Baca juga: Terendam Air Hujan, 4.245 Hektar Tanaman Tembakau di Lombok Timur Terancam Gagal Panen
"Kalau musim hujan kita tidak memanen sawit. Sampe membusuk itu buah di pohon," ujar Kepala Desa Harapan, Muhamad Akbar, Rabu (12/7/2023).
Karena jalanan tidak bisa dilewati, Tandan Buah Segar (TBS) yang sudah selesai dipanen hanyut terbawa arus banjir.
Padahal, warga Desa Harapan hanya bergantung pada hasil kebun kelapa sawit untuk keseharian mereka.
"Kerugian warga pastinya tidak sedikit. Kalau kalkulasinya saya tidak bisa memastikan, gambarannya saja, kalau per ton seharga Rp 2 juta, dikalikan saja berapa ton hasil panennya. Saya sendiri memanen puluhan ton dalam sebulan," tutur Akbar.
Akbar mengatakan, kondisi banjir di desa dengan jumlah penduduk sekitar 650 KK dengan lebih 2.000 jiwa ini terjadi karena pendangkalan sungai.
Selain itu, kondisi jalan yang masih tanah liat mengakibatkan kerusakan kian parah dan terus-menerus merugikan warga, khususnya di musim hujan.
Baca juga: Puluhan Rumah di Malang Terendam Banjir Usai Hujan Deras Sepanjang Hari
"Jadi kalau hujan itu, banyak buah sawit terbuang percuma. Pertama karena terendam, jadi rontok dari tandannya dan hanyut ikut arus, yang kedua membusuk karena percuma dipanen kalau tidak bisa dibawa keluar," keluhnya.
Kondisi Desa Harapan dengan luas wilayah sekitar 452 hektar ini akhirnya menjadi lokasi sasaran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117.
Komandan Kodim 0911/Nunukan Letkol Inf Albert Fransteca Hutagalung mengatakan, TMMD tahun 2023 ini fokus pada sinergi lintas sektoral untuk mewujudkan kemanunggalan TNI-rakyat semakin kuat.
Salah satunya, terkonsentrasi pada persoalan membuka akses ekonomi warga pelosok perbatasan RI, yang terganggu akibat kerusakan akses jalan setiap musim hujan.
"Kita akan tingkatkan kualitas jalan utama di Desa Harapan yang selalu menjadi masalah dalam pengangkutan hasil panen kelapa sawit masyarakat. Kita padatkan dan kita buatkan parit 1x1 meter di kanan kirinya, sehingga gangguan banjir tidak lagi akan memutus akses jalan yang selama ini menjadi sumber ekonomi warga sekitar," ujarnya.
Albert menjelaskan, pada 2023 ini, Kodim 0911/Nunukan diberi amanah untuk mengelola anggaran sekitar Rp 1,5 miliar, yang semuanya wajib diperuntukkan bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Update Banjir Bandang di OKU Selatan, 202 Rumah di 6 Kecamatan Terendam