KOMPAS.com- Belanda mengembalikan artefak dan benda-benda bersejarah milik Indonesia. Serah terima dilakukan di Museum Volkenkunde, Leiden Belanda pada Senin (10/7/2023).
Sejumlah benda yang dikembalikan ialah empat arca dari Kerajaan Singasari, pusaka kerajaan Lombok atau 'harta karun Lombok', dan keris Puputan Klungkung.
Baca juga: 4 Arca Kerajaan Singasari Dikembalikan oleh Belanda, Pemerhati Sejarah Sebut Dibawa Tahun 1819
Di antara benda bersejarah yang dikembalikan adalah empat arca yang berasal dari Kerajaan Singasari Malang.
Empat arca tersebut ialah Durga, Mahakala, Nadisvara, dan Ganesha.
Keempatnya berasal dari Candi Singasari yang didirikan untuk menghormati kematian Raja Kertanegara, dinasti terakhir dari Kerajaan Singasari.
Baca juga: Indonesia Sambut Baik Upaya Belanda Kembalikan Ratusan Artefak Budaya
Pemerhati sejarah di Malang Restu Respati mengatakan, empat arca itu mulanya dibawa ke Belanda atas laporan Nicholaus Engelhard, Gubernur Pantai Timur Jawa tahun 1801.
Laporan tersebut berisi tentang reruntuhan bangunan candi di Malang, yang dikenal dengan Candi Singasari.
Arca-arca tersebut dipindahkan di tahun 1804 dan dibawa ke Belanda tahun 1819.
"Beberapa arca Candi Singasari berada di Museum Volkenkunde di Leiden," kata Restu, Selasa (11/7/2023).
Baca juga: Kemendikbud Terima 472 Koleksi Benda Sejarah dari Belanda
Restu mengungkapkan, ada enam arca di museum itu. Yaitu Bhairawa, Mahakala, Nandiswara, Nandi, Ganesha, dan Durga Mahisasuramardini.
"Kini empat dari enam arca itu sudah berhasil dipulangkan atas usaha pemerintah Indonesia," katanya.
Tak hanya arca, keris peninggalan Perang Puputan Klungkung pun turut dikembalikan oleh Belanda.
Keris itu sejak lama telah menjadi koleksi museum Volkenkunde Leiden.
Pelingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra mengungkapkan, pasukan Belanda mengambil keris dari Raja Klungkung yaitu Raja Dewa Agung Jambe II.
Menurutnya, keris diambil dari tangan raja yang gugur dalam Perang Puputan Klungkung.