Salin Artikel

Kembalinya Benda-benda Bersejarah Indonesia dari Belanda...

Sejumlah benda yang dikembalikan ialah empat arca dari Kerajaan Singasari, pusaka kerajaan Lombok atau 'harta karun Lombok', dan keris Puputan Klungkung.

4 arca Singasari

Di antara benda bersejarah yang dikembalikan adalah empat arca yang berasal dari Kerajaan Singasari Malang.

Empat arca tersebut ialah Durga, Mahakala, Nadisvara, dan Ganesha.

Keempatnya berasal dari Candi Singasari yang didirikan untuk menghormati kematian Raja Kertanegara, dinasti terakhir dari Kerajaan Singasari.

Pemerhati sejarah di Malang Restu Respati mengatakan, empat arca itu mulanya dibawa ke Belanda atas laporan Nicholaus Engelhard, Gubernur Pantai Timur Jawa tahun 1801.

Laporan tersebut berisi tentang reruntuhan bangunan candi di Malang, yang dikenal dengan Candi Singasari.

Arca-arca tersebut dipindahkan di tahun 1804 dan dibawa ke Belanda tahun 1819.

"Beberapa arca Candi Singasari berada di Museum Volkenkunde di Leiden," kata Restu, Selasa (11/7/2023).

Restu mengungkapkan, ada enam arca di museum itu. Yaitu Bhairawa, Mahakala, Nandiswara, Nandi, Ganesha, dan Durga Mahisasuramardini.

"Kini empat dari enam arca itu sudah berhasil dipulangkan atas usaha pemerintah Indonesia," katanya.

Peninggalan Perang Puputan Klungkung

Tak hanya arca, keris peninggalan Perang Puputan Klungkung pun turut dikembalikan oleh Belanda.

Keris itu sejak lama telah menjadi koleksi museum Volkenkunde Leiden.

Pelingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra mengungkapkan, pasukan Belanda mengambil keris dari Raja Klungkung yaitu Raja Dewa Agung Jambe II.

Menurutnya, keris diambil dari tangan raja yang gugur dalam Perang Puputan Klungkung.

"Itu keris yang dibawa oleh Raja. Diambil setelah Perang Puputan Klungkung 28 April 1908," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (11/7/2023).

Dia mengatakan, ada beberapa senjata pusaka milik Kerajaan Klungkung yang masih disimpan di luar Bali.

"Sebagian sudah di Museum Nasional, satu lagi yang akan dikembalikan Belanda," katanya.

Dalam situs resmi Ditjen Kebudayaan Kemdikbud, selain keris, ada 132 koleksi benda seni Bali Pita Maha yang dikembalikan oleh Belanda.

Dalam repatriasi itu, ratusan benda dari Kerajaan Lombok juga ikut dikembalikan.

Objek yang berasal dari Puri Cakranegara Lombok tersebut sebelumnya tersimpan di Tropenmuseum.

Kepala Museum Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahmad Nuralam mengungkapkan, barang-barang yang dikembalikan diperikirakan merupakan benda hasil rampasan perang di tahun 1800-an.

"Memang ada beberapa macam seperti perhiasan, ada semacam kalung, berlian, ada kotak perhiasan, beberapa keris," kata Nuralam di Mataram.

Melansir BBC Indonesia, merujuk catatan sejarah, ratusan kilogram emas, perak, dan permata itu dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara dan desa sekitarnya usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894.

Nuralam mengatakan, kembalinya benda-benda sejarah oleh Belanda seperti mengembalikan sejarah yang hilang.

"Ya nanti kalau barang itu ada, ya kami akan lakukan pengkajian lagi dengan para ahli dari segala macam bidang ilmu dari antropolog dan arkeolog, sehingga kita tahu kontsruksi masyarakat saat itu seperti apa," ujar Nuralam.

"Dari itukan kita bisa tahu, karakter ragam corak hiasan kan bisa mengabarkan karena itu termasuk puzzle yang hilang. Kita berharap puzzle itu bisa kita kumpulkan lagi, supaya tahu sejarah masyarakat Lombok di sekitar abad 19 itu seperti ini kita tahu dari corak bajunya dari corak perhiasannya," imbuhnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Mataram, Karnia Septia; Kontributor Bali Hasan; Kontributor Malang Imron Hakiki | Editor : Andi Hartik, Krisiandi, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2023/07/12/055228778/kembalinya-benda-benda-bersejarah-indonesia-dari-belanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke