"Itu keris yang dibawa oleh Raja. Diambil setelah Perang Puputan Klungkung 28 April 1908," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (11/7/2023).
Dia mengatakan, ada beberapa senjata pusaka milik Kerajaan Klungkung yang masih disimpan di luar Bali.
"Sebagian sudah di Museum Nasional, satu lagi yang akan dikembalikan Belanda," katanya.
Dalam situs resmi Ditjen Kebudayaan Kemdikbud, selain keris, ada 132 koleksi benda seni Bali Pita Maha yang dikembalikan oleh Belanda.
Baca juga: Tentang Keris Klungkung yang Akan Dikembalikan Belanda, Diambil Saat Perang Puputan 1908
Dalam repatriasi itu, ratusan benda dari Kerajaan Lombok juga ikut dikembalikan.
Objek yang berasal dari Puri Cakranegara Lombok tersebut sebelumnya tersimpan di Tropenmuseum.
Kepala Museum Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahmad Nuralam mengungkapkan, barang-barang yang dikembalikan diperikirakan merupakan benda hasil rampasan perang di tahun 1800-an.
Baca juga: Harta Karun Lombok Disarankan Disimpan di Museum Nasional
"Memang ada beberapa macam seperti perhiasan, ada semacam kalung, berlian, ada kotak perhiasan, beberapa keris," kata Nuralam di Mataram.
Melansir BBC Indonesia, merujuk catatan sejarah, ratusan kilogram emas, perak, dan permata itu dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara dan desa sekitarnya usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894.
Nuralam mengatakan, kembalinya benda-benda sejarah oleh Belanda seperti mengembalikan sejarah yang hilang.
"Ya nanti kalau barang itu ada, ya kami akan lakukan pengkajian lagi dengan para ahli dari segala macam bidang ilmu dari antropolog dan arkeolog, sehingga kita tahu kontsruksi masyarakat saat itu seperti apa," ujar Nuralam.
Baca juga: Sambangi Petani Tembakau Gagal Panen di Lombok, Gubernur NTB Janjikan Bantuan
"Dari itukan kita bisa tahu, karakter ragam corak hiasan kan bisa mengabarkan karena itu termasuk puzzle yang hilang. Kita berharap puzzle itu bisa kita kumpulkan lagi, supaya tahu sejarah masyarakat Lombok di sekitar abad 19 itu seperti ini kita tahu dari corak bajunya dari corak perhiasannya," imbuhnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Mataram, Karnia Septia; Kontributor Bali Hasan; Kontributor Malang Imron Hakiki | Editor : Andi Hartik, Krisiandi, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.