SOLO, KOMPAS.com - Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, mulai menarik infak guna mendukung operasional masjid.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, penarikan infak masjid dilakukan bukan karena bantuan dari Uni Emirat Arab (UEA) dihentikan. Namun dia ingin pengelolaan masjid bisa mandiri sehingga tidak bergantung pada Pemerintah UEA.
Baca juga: Sapi Kurban Jokowi di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo: 1,042 Ton, Mandi Tiga Kali Sehari
"Bukan dihentikan. Kita nanti kalau minta bantuan apapun (dari UEA) pasti akan diberikan. Wong itu juga dari mereka. Intinya kita pengin mandiri. Tidak ketergantungan dengan UEA," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/6/2023).
Menurutnya, bantuan dari UEA tidak melulu untuk masjid, tetapi bidang yang lainnya. Misalnya, kata Gibran, seperti rumah sakit atau dalam bentuk hibah yang lain.
"Biar dari UEA tidak fokus di masjid saja. Tapi bidang-bidang lain. Biar masjidnya mandiri," jelas dia.
Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dibangun di bekas depo Pertamina Jalan Ahmad Yani, Gilingan, Banjarsari membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit.
Pasalnya, biaya untuk sekali perawatan ditaksir mencapai Rp 1 miliar. Belum lagi untuk pembayaran para pegawai masjid.
"O mahal (biaya perawatan). Terus (bayar) pegawai, semuanya," ungkap suami Selvi Ananda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.