Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kena Sentil Gibran, Dinas Akui Event Tahunan Pemkot Solo Membosankan: Ada Budaya Senang Didatangi Pejabat

Kompas.com - 23/06/2023, 13:03 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) mengakui sejumlah event tahunan yang digelarnya mulai membosankan.

Menyusul adanya pernyataan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, yang menyindir banyak event terlalu seremonial dan bertele-tele karena banyaknya sambutan para pejabat yang diikutsertakan.

"Yang jelas kalau bosan, iya. Terus, memang harus diubah yang ini sudah kita mulai sambutan-sambutan ada yang kita kurangi dan hilangkan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo Aryo Widyandoko, saat dihubungi, pada Jumat (23/6/2023).

Baca juga: Gibran Sentil Anak Buahnya: Event Pariwisata, tapi Isinya Pejabat-pejabat Pidato

Lanjut Aryo, kondisi ini ada sejumlah faktor yang menyebabkan pergelaran event mengalami penurunan kreatifitas.

"Memang untuk event itu lebih kurang. soal kreator event siapa, kemudian jaringan bagaimana, sifat dari event itu sendiri. Ada event memang pelestarian budaya," ujarnya. Beberapa kendala itu," ujarnya.

"Sifat event itu sendiri untuk pelestarian misalnya karawitan, terus festival bocah, wayang bocoh dolanan anak sifatnya pelestarian. Itu yang apa memang untuk kreativitas memang memerlukan usaha yang lebih," lanjutnya.

Terkait, soal diminta menghadirkan sejumlah tokoh-tokoh kreatif untuk membantu pergelaran. Aryo, mengatakan adanya kendalan anggaran dalam menghadirkannya.

"Sudah dilaksanakan (sudah dilaksanakan) tapi priyayi (tokoh-tokoh) seperti itu juga biasanya sudah punya event sendiri dan lebih besar untuk event-eventnya. Dari Lak Wali memang kita cermati sejak awal sudah kita lakukan," ucapnya.

"Sebenarnya, prinsip soal jaringan yang dimiliki dan terutama pendanaan event bagus atau tidak soal pendanaan sangat menentukan," paparnya.

Baca juga: Sindir Dinas yang Bikin Event Membosankan, Gibran: Isinya Pejabat Pidato, Saya Enggak Mau Nonton

Sebab, untuk pendanaan event di Kota Solo, saat ini sangat terbatas. Yakni, berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 200 juta, sekali pagelaran.

"Dana kita per event Rp 100 juga sampai Rp 200 juga. Misal kayak Solo Menari, kemarin banyak dukungan pekerja seni atau jaringan kreator seni. Terus event SIPA, mungkin Rp 200 juga, itu kan bisa sebesar itu kerjasama yang lain," ujarnya.

"Bahkan ada event, perayaan Hindu kemarin keluar cuma Rp 10 juta. Kita melakukan mungkin soal besarnya event tergantung jaringan yang dimiliki," jelasnya.

Meskipun adanya upaya penghilang acara yang bertele-tele atau seremonial. Aryo mengatakan sulit diubah karena adanya budaya senang didatangi pejabat.

Baca juga: Survei Parameter Indonesia, Gibran Hampir Mustahil Dikalahkan dalam Pilkada Jateng

"Banyak pidato itu nanti kita perbaiki yang lebih kuat. Kemarin sudah, tapi mungkin dari banyak orang atau mas wali masih bertele-tele. Tapi ada budaya kita, event senang didatangi oleh pejabat terutama kreator event. Seneng didatangi penjabat itu yang sudah lama berusaha untuk tidak. Kembali lagi, budaya kita," tutupnya.

Sebelumnya, Gibran menyoroti sejumlah event tahunan di Solo dinilai membosankan. Sebab, rangkaian acara terlalu seremonial, disertai banyak sambutan atau pidato pejabatnya.

"Event tidak boseni (membosankan), event tidak monoton tiap tahunnya. Event pariwisata, tapi isinya pejabat-pejabat pidato," kata Gibran, pada Jumat (23/6/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia

Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia

Regional
Raker Komwil I Apeksi 2024, Kota-kota Diingatkan untuk Kelola APBD secara Benar

Raker Komwil I Apeksi 2024, Kota-kota Diingatkan untuk Kelola APBD secara Benar

Regional
Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Regional
Datang ke Aceh, Anies dan Muhaimin Ucapkan Terima Kasih

Datang ke Aceh, Anies dan Muhaimin Ucapkan Terima Kasih

Regional
Mantri Hutan Buru Pendaki yang Nyalakan “Flare” di Gunung Andong

Mantri Hutan Buru Pendaki yang Nyalakan “Flare” di Gunung Andong

Regional
Kecelakaan Maut Ambulans Vs Truk di Tol Batang-Semarang, 1 Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Ambulans Vs Truk di Tol Batang-Semarang, 1 Penumpang Tewas

Regional
Napi Lapas Kedungpane Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Mandi

Napi Lapas Kedungpane Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Mandi

Regional
Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Regional
Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Regional
Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Regional
Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Regional
Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com