Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Tempat Menginap Presiden Soekarno dan RA Kartini, Hotel di Semarang Ini Kondisinya Memprihatinkan

Kompas.com - 22/06/2023, 18:48 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kejayaan Kota Semarang, Jawa Tengah pernah terekam di Hotel Inn Dibya Puri yang terletak di Jalan Pemuda. RA Kartini hingga Presiden Pertama Indonesia Soekarno pernah menginap di hotel tersebut. 

Selain itu, Hotel Inn Dibya Puri juga pernah menjadi saksi bisu pertempuran lima hari di Kota Semarang. Di bangunan tersebut, sekelompok pemuda membangun strategi melawan penjajah. 

Namun sayang, kini bangunan itu terlihat muram. Tembok bangunan tersebut juga sudah mulai kusam. Halaman depan hotel tersebut dipenuhi dengan rumput ilalang. 

Baca juga: Monumen Ketenangan Jiwa, Saksi Bisu Perang Lima Hari di Semarang Terancam Ditenggelamkan Rob

Hotel bersejarah yang masuk dalam cagar budaya itu hanya digunakan untuk parkir sepeda motor dan mobil. Selain itu juga sudah tak lagi dibuka untuk menginap. Hanya terlihat beberapa orang yang berjaga di pos depan gerbang. 

Pemerhati sejarah Kota Semarang, Johanes Christiono mengaku khawatir dengan nasib hotel bersejarah tersebut. Seharusnya hotal tersebut dimanfaatkan agar fungsinya kembali seperti semula. 

"Dulu saat zamannya Soeharto Hotel Dibya pernah aktif lagi. Pejabat yang kunjungan ke Semarang harus menginap di sana," jelasnya saat dikonfirmasi, Kamis (22/6/2023). 

Menurutnya, pemerintah bisa bekerja sama dengan swasta agar Hotel Inn Dibya Puri agar aktif lagi. Kerja sama itu diperbolehkan selama tidak merusak dan mengubah bangunan hotel. 

"Swasta bisa bantu pemerintah agar hotel aktif lagi," katanya. 

Saksi bisu perjuangan kaum muda

Dia menjelaskan, dalam perjalanan sejarah Kota Semarang, hotel tersebut menjadi saksi bisu pertempuran lima hari warga Kota Semarang melawan Jepang. Selain untuk membangun strategi, Hotel Inn Dibya Puri juga dijadikan tempat persembunyian para pejuang.

"Akhirnya pertempuran tak dapat dihindarkan di hotel tersebut," katanya.

Dia menjelaskan, pada hari kedua 16 Oktober 1945, Jepang menambah kekuatan di sekitar Hotel Dibya dan Pasar Johar. Pertempuran di tempat tersebut berlangsung sehari semalam.

"Jadi tempat-tempat itu yang paling seru. Karena tempat berlangsungnya itu sehari semalam," ujarnya.

Menurutnya, pertempuran di Hotel Dibya tak kalah ramai dengan tempat-tempat lain. Perempuan yang sifatnya sporadis terjadi di sekitar Pasar Johar dan Hotel Dibya.

"Hotel Dibya Puri diserang karena menjadi markas pemuda selain itu para pemuda juga sering mengadakan pertemuan di sana," ungkapnya.

Namun, saat ini para pejuang kalah senjata. Hal itu membuat para pejuang kocar-kacir dan bergerak mundur ke sejumlah daerah untuk bersembunyi dan menyusun strategi. 

"Para pejuang mundur ke Kampung Melayu, Pendrikan dan daerah-daerah lain," imbuhnya. 

Selain untuk pertempuran, dia juga membenarkan jika Hotel Dibya merupakan salah satu penginapan terbaik pada masanya sekitar tahun 1800-an.

"Ada dua dulu Hotel Jansen dan Hotel Dibya ini yang terbaik," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com