Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembilan Bulan Kasus Pembunuhan Iwan Boedi Belum Terungkap, Terkendala Saksi Mengubah Keterangan

Kompas.com - 09/06/2023, 16:14 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sudah sembilan bulan penyidikan kasus pembunuhan dan mutilasi Pegawai Bapenda Semarang, Iwan Boedi bejalan. Namun pelaku masih belum terungkap.

Pengacara korban, Yunantyo Adi Setiawan mengungkapkan terjadi beberapa kendala yang juga menghambat proses penyidikan. Salah satunya saksi yang mengubah keterangan di hadapan polisi.

"Adanya saksi yang mengubah keterangan masih jadi kendala, dan itu polres juga menyampaikan melakukan riset terhadap aspek psikologisnya, dan sebagainya terhadap saksi-saksi ini," tuturnya saat berada di rumah mendiang Iwan Boedi di Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang, Kamis/(8/6/2023).

Baca juga: Tersangka Pembunuhan Iwan Boedi Tak Kunjung Terungkap, Pengacara Sebut Ada Motif Politik Libatkan Profesional

Pihaknya menolak untuk memberi keterangan lebih lanjut demi kelancaran penyidikan. Untuk detailnya ia menyerahkan agar Reskrim menyampaikan perkembangan ke awak media.

"Menghindari dimanfaatkan pihak yang berkepentingan, seperti melindungi pelaku, dan sebagainya. Sehingga saya juga berhati-hati menyampaikan perkaranya, tidak bisa terlalu terbuka. Karena tentunya kepolisian juga memerlukan kerahasiaan dalam bekerja," terangnya.

Ia mengatakan bila Polri memiliki kewenangan penuh, sehingga pihaknya harus menjalin komunikasi. Lalu menyampaikan bila mendapati temuan baru untuk didalami.

"Karena kalau kita tidak percaya Polri, mau gimana, kan kita harus kerja bareng. Kendala itu memang ada, tapi kita bersyukur kepolisian selalu bekerja dan melakukan evaluasi terus menerus. Seingga kami anggap mereka serius," katanya.

"Sebenarnya ada satu kendala, antara lain ada saksi yang dalam perlindungan tapi dia mengubah keterangan. Atau kendala lain terkait IT dan kendala lainnya. Kendala ini terus kita komunikasikan," imbuhnya

lebih lanjut, pihaknya membenarkan bila peristiwa ini memang direncanakan dengan terstruktur oleh rang yang ekmungkinan berkuasa.

"Ya kalo kami mendiskusikan ini dengan beberapa pihak, memang ini berencana, cukup rapi, sehingga kita menilai kalo ini kemungkinan ini aa kepentingan besar di balik peristiwa ini dan cukup berkuasa dan melibatkan orang-orang profesional," ungkapnya.

Meski demikian, pihaknya masih terus berharap agar kepolisian dapat mengungkap kasus ini dengan tuntas.

Pihak keluarga korban juga mengaku lega melihat polisi masih melaporkan perkembangan kasus secara berkala.

"Tadi sudah disampaikan ini menjadi atensi Menkopohukam, yang sekaligus kompolnas, terkait itu kami memang betul-betul masih menaruh harapan kepada kepolisian, kasus ini bisa segera terungkap," tandasnya.

Baca juga: Sampaikan Update Kasus, Kompolnas Kunjungi Rumah PNS Bapenda Semarang Iwan Boedi yang Ditemukan Tewas Terbakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com