SEMARANG, KOMPAS.com - Pencapresan Ganjar Pranowo oleh Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri pada H-1 Idul Fitri atau Jumat (21/4/2023), terus menjadi buah perbincangan berbagai kalangan selama momen silaturahmi Lebaran 2023.
Dalam pantauan Kompas.com, mulai dari pejabat pemerintahan, pegawai BUMN, tokoh masyarakat turut membicarakan Gubenur Jateng aktif itu saat dikunjungi ke rumahnya, Jumat (28/4/2023).
“Saya sudah memprediksi pilihan Bu Mega jatuh pada Ganjar, karena itu satu-satunya pilihan kalau dia cari peluang menang lagi,” tutur Zayin, pejabat pemerintahan di Kabupaten Semarang.
Baca juga: Satu Pekan Penuh Rentetan Manuver Politik Setelah PDI-P Resmi Jadikan Ganjar Pranowo Capres 2024
Menurutnya, Mega sengaja memutuskan untuk pencapresan itu H-1 Idul Fitri agar ramai menjadi pembicaraan para perantau yang mudik ke kampung halaman. Ia melihat langkah presiden kelima RI itu sebagai strategi politik yang cerdas.
Dengan begitu, warga desa yang tidak bermain gadget tetap terpapar informasi mengenai pencapresan orang nomor satu di Jateng tersebut.
Deklarasi itu juga dinilai mengharuskan partai lawan menyiapkan strategi besar untuk mengalahkan partai moncong putih itu pada Pemilu 2024.
Selanjutnya, Kompas.com mengunjungi salah seorang tokoh masyarakat di Kabupaten Semarang, Endrat. Ia menilai Ganjar sangat diterima di lingkungannya mengingat wilayahnya menjadi basis PDI-P.
“Di sini Pak Ganjar sangat laku, apalagi mungkin nanti kalau dipasangkan dengan Mahfud MD atau Khofifah,” katanya.
Ia mengakui sekalipun dirinya tidak mengakses informasi lewat internet, kabar pencapresan Ganjar menjadi buar bibir sebagian orang yang ia temui.
Baca juga: Survei Litbang “Kompas”: Jika Berduet, Ganjar-Sandiaga Berpotensi Tingkatkan Dukungan Pemilih
Ia juga menyebutkan masyarakat sekitarnya sudah akrab dengan politisi PDI-P sejak lama karena kerap mendapat bantuan sosial. Hal itu membuat Ganjar sangat diterima di lingkungannya.
Terpisah, seorang pegawai BUMN, Ais, menceritakan rekan kerjanya bahkan rela meluangkan waktu untuk menelepon dirinya saat Lebaran di kampung halaman untuk membicarakan isu hangat politik.
“Aku enggak nyangka, habis dia chat maaf lahir batin, dia ngajak telepon ternyata bahas capres, ‘Bener kan Is, jadi Ganjar?’ padahal ku kirain bakal bahas kerjaan atau apa gitu,” tuturnya tertawa.
Meski tidak bertemu secara langsung dengan rekannya, keduanya tetap asyik membicarakan kontestasi pemilu 2024 mendatang.
Baca juga: Saat PSI Tak Dianggap PDI-P, meski Sama-sama Dukung Ganjar...
Sama seperti Zayin, Ais melihat momen deklarasi yang dilakukan Megawati sebagai strategi PDI-P untuk melambungkan nama Ganjar selama Lebaran.
Keduanya juga membahas cara Mega memainkan isu yang bergulir. Yakni dengan gimik seolah akan mencapreskan Puan untuk maju Pilpres 2024.
Kemudian melihat masyarakat yang cenderung lebih loyal kepada Ganjar, akhirnya Mega memutuskan memilih Gubernur Jateng dua periode itu.
“Terlepas dari Mega yang menguji loyalitas Ganjar lewat Pildun U-20, dia juga cek ombak dulu pura-pura naikin Puan. Terus ngumumin Ganjar H-1 lebaran, permainannya Mega itu sulit ditebak,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.