Letusan Gunung Ile Lewotolok di Lembata NTT Masih Terus Terjadi

LEMBATA, KOMPAS.com - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meletus, Selasa (18/4/2023).

Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok Yeremias Kristianto Pugel melaporkan, letusan ini disertai lontaran lava pijar di area puncak dan diikuti dentuman atau gemuruh lemah, sedang hingga kuat.

"Pada periode pengamatan pukul 00.00 Wita-24.00 Wita terjadi 87 kali letusan dengan tinggi 400-500 meter dan warna asap putih, kelabu, dan hitam. Letusan disertai gemuruh lemah hingga kuat," ujar Yeremias dalam keterangannya, Rabu (19/4/2023).

Baca juga: Letusan Gunung Ile Lewotolok Masih Sering Terjadi, Disertai Lontaran Lava Pijar dan Gemuruh

Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100-600 meter di atas puncak kawah.

Pada periode yang sama terjadi gempa guguran satu kali, embusan 151 kali, tremor non-harmonik 17 kali, tremor harmonik 24 kali, satu kali tektonik lokal, dan satu kali tektonik jauh.

"Guguran teramati masih berada di area kawah," kata Yeremias.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus 111 Kali, Tinggi Kolom Abu Capai 400 Meter

Yeremias meminta warga tetap waspada. Masyarakat maupun pengunjung dilarang memasuki dan melakukan aktivitas di dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas Ile Lewotolok.

Warga Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona diminta agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak.

Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama saat musim hujan.

"Hingga saat ini, aktivitas gunung Ile Lewotolok masih level II waspada. Kami berharap masyarakat tetap mengikuti rekomendasi yang telah dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," pintanya.