LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa asal Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Danial Alya (33), mengaku terjebak akibat konflik Tentara Sudan dan Paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang terjadi di Khartoum, ibu kota Sudan.
Pemuda yang akrab disapa Danil ini mengungkapkan, dirinya dan beberapa rekan mahasiswa belum dapat belajar di kampus. Bahkan, beberapa mahasiswa juga terisolasi karena tidak bisa keluar dari tempat tinggal.
“Di tempat saya tidak ada listrik dan air serta tidak ada suplai bahan makanan, membuat pasokan kebutuhan sehari-hari semakin menipis, bahkan ada beberapa rekan sudah kehabisan stok kebutuhan sehari-harinya,” ujar Danil melalui pesan WhatApp, Selasa (18/4/2023) pagi.
Baca juga: Sudan Bergejolak, KBRI Pastikan WNI Aman
Danil menceritakan, pada Senin (17/4/2023) kemarin suasana di sekitar tempat tinggalnya mencekam. Pesawat tempur terbang melintasi tempat tinggalnya di Sudan.
“Kemarin itu sekitar 4 jam gencatan senjata, kami tidak berani keluar rumah. Pesawat tempur berkali-kali melewati rumah kami,” kata Danil.
Baca juga: Sudah Tewaskan 97 Orang, Bentrok Militer dan Pasukan Paramiliter di Sudan Diminta Dihentikan
Pihaknya bersama rekan-rekan pelajar lain yang tergabung dalam Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Sudan mengupayakan agar kebutuhan-kebutuhan dasar warga NU di sana dapat terpenuhi.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Danil tidak bisa menjawab karena kondisi daya baterai ponselnya habis.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengungkapkan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan KBRI Khartoum terus memonitor situasi dan menjalin komunikasi dengan para WNI di Sudan.
“Pada tanggal 16 April 2023 telah adakan silaturahmi secara virtual antara Kemlu, KBRI Khartoum bersama para WNI di Sudan. Pertemuan bertujuan memberikan update situasi keamanan terakhir di Sudan dan langkah-langkah perlindungan WNI,” kata Judha melalui pesan singkat.
Disampaikan Judha, hingga saat ini belum ada korban WNI yang ditimbulkan oleh konflik tersebut. Pihaknya saat ini telah melakukan dropping logistic untuk WNI yang terjebak di daerah tersebut.
“Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban konflik bersenjata di Sudan. KBRI telah memberikan bantuan logistik kepada WNI yang membutuhkan dan menyediakan layanan hotline KBRI jika ada situasi kegawatdaruratan,” kata Judha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.