Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpi Jadi Tumpuan Hidup Warga Dusun Karangbolo

Kompas.com - 10/04/2023, 17:46 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Sejak puluhan tahun lalu, Dusun Karangbolo, Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, dikenal sebagai sentra pembuatan tumpi. Tumpi adalah makanan sejenis rempeyek dengan berbagai isian.

Kepala Dusun Karangbolo Mitwa Amir mengatakan wilayahnya terkenal sebagai sentra tumpi sejak tahun 1980-an.

"Kalau punya saya sebagai generasi kedua, sudah mulai produksi sejak 1986," jelasnya, Senin (10/4/2023).

Awalnya, hanya ada sekitar 10 orang yang membuat tumpi. Namun kemudian berkembang hingga turun temurun.

Baca juga: Daftar Makanan Khas Indonesia dari 38 Provinsi

"Lalu usaha ini turun temurun hingga pembuatnya bertambah, dari orangtua ke anak. Kalau tidak bisa membuat, ada yang bagian menjual, atau sekadar membungkus. Jadi tumpi ini juga sekaligus tumpuan kehidupan warga Karangbolo," kata Amir.

Saat ini, dari tiga rukun tetangga (RT) di wilayahnya, sebanyak 52 keluarga menjadi pembuat tumpi.

"Meski begitu, semua tetap rukun karena punya pangsa pasar sendiri. Ada yang fokus di pusat oleh-oleh, ada yang di toko biasa. Jadi tidak ada yang rebutan pembeli," paparnya.

Menurut Amir, saat Ramadhan hingga Lebaran, adalah waktu 'panen' bagi para pembuat tumpi. Hal tersebut karena pesanan tumpi melonjak.

"Naiknya bisa sampai 200 persen dari hari biasa, kalau untuk harga per plastik kisaran Rp 15.000," jelasnya.

"Kalau jenisnya ada tumpi kacang hijau, tumpi kacang tanah, dan tumpi udang rebon. Selain itu juga keripik bayam, keripik tempe, untug yuyu, widaran, keripik pare, dan masih banyak lagi yang bisa dipesan," kata Amir.

Untuk sekali produksi, bisa membuat lebih dari 100 bungkus.

"Untuk sekali menggoreng biasanya bisa untuk 100 hingga 200 pack. Tergantung besar kecilnya kemasan serta permintaan pasar," ungkap Amir.

Dikatakan, tumpi Karangbolo dijual hingga keluar kota, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, hingga Kalimantan.

“Kalau keluar kota biasanya kita kirim sendiri, selain hemat juga untuk meminimalisir kerusakan pada produk. Biasanya kalau dipaketkan sering rusak dan remuk ketika sampai tujuan,” terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Oknum Polisi di Flores Timur Diduga Aniaya Awak Kapal

Oknum Polisi di Flores Timur Diduga Aniaya Awak Kapal

Regional
Calon Jemaah Haji Kabupaten Semarang Didominasi Petani

Calon Jemaah Haji Kabupaten Semarang Didominasi Petani

Regional
Soal Calon Menteri Kabinet, Gibran: Keputusan Presiden Terpilih

Soal Calon Menteri Kabinet, Gibran: Keputusan Presiden Terpilih

Regional
Lari dari Dinas, 4 Anggota Polresta Ambon Dipecat tidak Hormat

Lari dari Dinas, 4 Anggota Polresta Ambon Dipecat tidak Hormat

Regional
Cerita Bataona, dari Jurnalis 'Terpanggil' Jadi Relawan Tagana di NTT Selama 16 Tahun

Cerita Bataona, dari Jurnalis "Terpanggil" Jadi Relawan Tagana di NTT Selama 16 Tahun

Regional
Pemkab Rembang Buka Lowongan 3.011 Formasi ASN Tahun 2024

Pemkab Rembang Buka Lowongan 3.011 Formasi ASN Tahun 2024

Regional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic' di Kabinet, Gibran: Saya Tak Tahu Siapa

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic" di Kabinet, Gibran: Saya Tak Tahu Siapa

Regional
Saat Penjual Siomay di Semarang Curi 675 Celana Dalam...

Saat Penjual Siomay di Semarang Curi 675 Celana Dalam...

Regional
Eks Pejabat BUMD Cilegon Jadi Tersangka Korupsi Jalan Pelabuhan Rp 7 Miliar

Eks Pejabat BUMD Cilegon Jadi Tersangka Korupsi Jalan Pelabuhan Rp 7 Miliar

Regional
Jembatan Gantung Ngembik Magelang Dibongkar Lusa, Warga Bisa Lewat Jalur Alternatif Ini

Jembatan Gantung Ngembik Magelang Dibongkar Lusa, Warga Bisa Lewat Jalur Alternatif Ini

Regional
Anggota Geng Motor Pembacok Pelajar SMA Terancam 15 Tahun Penjara

Anggota Geng Motor Pembacok Pelajar SMA Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi

Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi

Regional
Soal 'Presidential Club', Gibran: Untuk Menyatukan Mantan Pemimpin

Soal "Presidential Club", Gibran: Untuk Menyatukan Mantan Pemimpin

Regional
Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com