SEMARANG, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Muhammad Adek Rizaldi menyebutkan sejak tahun lalu sampai sekarang, terdapat 47 kilometer tanggul kritis yang tersebar di 13 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng).
“Jadi dari hasil inventasisasi kami, 42 km itu tahun lalu. Kalau dari akumulasi tahun lalu dan tahun ini 47 km tanggul kritis dari 7383 km sungai,” kata Adek.
Baca juga: Tanggul di Mangkang Kulon Semarang Jebol, 11 Rumah Terendam Banjir Lumpur
Hal itu ia sampaikan usai rapat penanganan infrastruktur sember daya alam dan jalan di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Rabu (8/3/2023).
Dijelaskan, sudah menjadi tugasnya sebagai pengelolaan sumber daya untuk melakukan inventarisasi atau susur sungai sebelum pergantian musim penghujan maupun musim kemarau.
“Sebelum musim hujan dan musim kemarau ada SOP yang harus kami lakukan. Salah satu contohnya kita lakukan work through atau inventarisasi atau susur sungai. Semua sungai milik kita, kita inventarisasi,” jelasnya.
Saat ini, dari total 47 km tanggul kritis telah ditangani sebanyak 21,6 km. Sementara sisanya sekitar 25,4 baru akan ditangani pada tahun ini.
“Jadi yang dikatakan tanggul kritis adalah pertama tanggul yang ada retaknya di situ, atau semula puncak tanggulnya 4 meter sekarang jadi 2 meter, itu kita katakana kritis. Itu artinya tidak jebol, tapi mengkhawatirkan,” lanjutnya.
Penanganan selanjutnya akan digarap berdasarkan skala prioritas. Pasalnya kerusakan tanggul tersebar di 13 kabupaten kota yang menjadi wilayah kerja BBWS PJ.
“Paling parah yang kami hadapi pertama di Kudus, kemudian Pati, rata-rata dua kabupaten itu, karena di Pati dan Kudus banyak anak-anak sungai kita di situ. Missal ini sungai utama, kemudian ada cabangnya, cabang ini adalah sungai orde kedua, dan cabang seterusnya,” beber Adek.
Secara umum, Pihaknya menyebut terdapat banyak cabang sungai-sungai orde kedua dan ketiga atau anak sungai yang terletak di Pati.
Baca juga: Tanggul Sungai Plumbon Semarang Jebol Diduga akibat Cuaca Ekstrem dan Usianya yang Sudah Tua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.