Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik Pramoedya Ananta Toer Kenang Dia dan Sang Kakak Perjuangkan Perubahan Prinsip Pendidikan di SMP 5 Blora

Kompas.com - 07/02/2023, 13:46 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Banyak kenangan yang diingat Soesilo Toer bersama kakaknya, Pramoedya Ananta Toer saat masih berada di Blora, Jawa Tengah.

Salah satu kenangan itu ketika keduanya mendatangi SMP 5 Blora menuntut adanya perubahan prinsip pendidikan.

Soes mengatakan, waktu itu prinsip pendidikan yang dianut Budi Utomo yaitu belajar, bekerja dan berkarya, tapi di situ ditulisnya berdoa.

Baca juga: Pramoedya Ananta Toer Diusulkan Jadi Nama Jalan di Blora, Bupati: Nanti Akan Kita Proses Lebih Lanjut

"Saya pernah ke sana bersama Pram, Pram menuntut supaya diganti berdoa itu jadi berkarya, saya enggak boleh masuk sama tukang jaga pintunya, saya pakai sendal. 'bapak siapa pakai sendal masuk ke sini lagi', saya bilang 'saya itu anaknya yang ada patung di depan', jadi semua itu saya alami," ucap Soes saat ditemui wartawan di rumahnya, Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora, Senin (6/2/2023).

Pria yang kini telah berusia 85 tahun tersebut mengatakan, tanah dan bangunan yang kini menjadi SMP 5 Blora merupakan hadiah dari bapaknya yang waktu itu sempat mendirikan sekolah di tempat tersebut.

Sehingga di depan sekolahan tersebut, terdapat foto bapaknya yang masih eksis dan dipertahankan, sebagai ikon dari sekolah tersebut.

Foto tersebut, kata Soes sudah ada sejak 1987 silam.

"Itu patung (foto) bapak saya itu, jadi tahun 1987 bangunan sama rumah itu kita hadiahkan pada negara, dengan perjanjian jalan ini Halmahera diganti dengan Jalan Mastoer, terus di situ prinsip pendidikan Budi Utomo, yaitu belajar bekerja berkarya tapi di situ ditulisnya berdoa, kita minta ganti berkali-kali berapa kepala sekolah tetap gak mau ganti, tetap berdoa padahal berdoa kan sudah diungkapkan dalam belajar. Pram tamatan situ," kata Soes bercerita.

Soes yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di Rusia tersebut menjelaskan awal mula terdapat sekolahan yang kini dijadikan sebagai SMP 5 Blora itu.

Baca juga: Pramoedya Ananta Toer dan Jejak Peristiwa G30S

Semua bermula dari kolonialisme Belanda yang kembali menduduki Indonesia pada 1949.

"Ketika Belanda menduduki Blora itu bapak saya ditangkap di Ngawen, 'kamu mau dipenjara apa mau buka sekolah, kalau buka sekolah buka semua sekolah yang tutup di Blora', lha bapak saya memilih pendidikan sama perang kan enggak ada kaitannya, jadi bapak saya memilih membuka sekolahan," terang dia.

Maka, Soesilo Toer mengusulkan jalan yang melewati SMP 5 Blora dapat diubah menjadi Jalan Mastoer untuk menghargai jasa bapaknya yang mendirikan sekolahan tersebut.

"Ya, ya apa susahnya sih. Tapi katanya untuk itu sampai perlu ke DPR MPR," ujar dia.

Baca juga: Mengenalkan Pramoedya Ananta Toer untuk Kalangan Muda di Tanah Kelahirannya Blora

Sekadar diketahui, Pramoedya Ananta Toer atau akrab disapa Pram, adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang sangat produktif dalam menulis.

Ia lahir di Blora, pada 6 Februari 1925 dengan nama Pramoedya Ananta Mastoer.

Pram menghilangkan awalan Jawa “Mas” pada namanya dan hanya menggunakan “Toer”, karena merasa terlalu terkesan aristokratik.

Pram juga dikenal sebagai penulis seri Novel Tetralogi Buru, yang di dalamnya terdapat novel berjudul Bumi Manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com