Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Tahun Pemilu, Walhi Wanti-Wanti ‘Obral’ Perizinan Tambang di Jateng

Kompas.com - 23/01/2023, 20:54 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Menjelang tahun pemilu 2024, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jateng mewanti-wanti Pemprov Jateng dalam hal ini Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng untuk memperketat pengawasan dan perizinan tambang.

Direktur Eksekutif WALHI Jateng, Fahmi Bastian menyebut bahwa aktivitas pertambangan di Jateng semakin meningkat, baik legal maupun ilegal.

“Ketakutan kita di tahun 2024 tahun-tahun politik ini ada ijon ijon tambang, ijon ijon politik yang dimana izin ini akan diobral, untuk bagaimana salah satu calon untuk menang,” beber Fahmi kepada Kompas.com, Senin (23/1/2023).

Baca juga: Walhi Jateng Sebut Kawasan Industri Memperparah Penurunan Muka Tanah di Wilayah Pesisir

Begitu pula tambang pasir ilegal yang menyentuh kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) sempat ramai menjadi perbincangan. Belakangan diketahui Dinas ESDM Jateng telah memeriksa sejumlah pelaku.

Pengetatan izin itu dinilai penting lantaran sejumlah aktivitas tambang didapati merusak daerah aliran sungai di sejumlah daerah.

"Di Merapi mereka bahasanya pakai bahasa-bahasa untuk kebutuhan aliran lahar dingin, normalisasi sungai lahar dingin, tapi sebenarnya itu pertambangan," tegasnya.

Baca juga: Walhi Bengkulu Tuding KLHK Lamban Tindak 13 Perusahaan Perkebunan dan Tambang yang Berkinerja Buruk

Fahmi berharap, kemudahan izin tambang tidak disusupi kepentingan politik dan benar-benar mempertimbangkan kondisi sumber daya alam yang bakal ditambang serta mengikuti prosedur yang semestinya.

Pasalnya ia menyebutkan adanya peningkatan jumlah izin tambang yang signifikan. Pada 2016 terdapat 153 izin tambang di Jateng dan pada 2019 bertambah dua kali lipat menjadi 390 izin.

"Nah itu yang harus dicek lagi, makanya kemarin persoalan izin itu ditarik nasional (pemerintah pusat) mungkin kita enggak bisa mengupdate seperti apa, tapi ini dikembalikan lagi ke provinsi," ungkapnya.

Persoalan ini perlu ditanggapi serius oleh pemerintah mengingat aktivitas tambang di Pegunungan Kendeng, Kabupaten Pati disebut telah menyebabkan banjir berkepanjangan. Ribuan warga tak bersalah pun harus menanggung dampaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com