Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Jateng Sebut Kawasan Industri Memperparah Penurunan Muka Tanah di Wilayah Pesisir

Kompas.com - 23/01/2023, 17:28 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jateng menyebut pembangunan kawasan industri di daerah pesisir turut memperparah penurunan muka tanah di wilayah pesisir. 

Pasalnya, kebutuhan air tanah dalam jumlah besar untuk operasional industri dinilai menyumbang penurunan muka tanah yang setiap tahunnya mencapai 8 hingga 18 cm.

Dikrektur Eksekutif Walhi Fahmi Bastian mengatakan jumlah itu tak sebanding dengan kebutuhan air yang digunakan masyarakat yang setidaknya hanya 1 meter kubik.

Baca juga: Pemakaman di Tambakrejo Semarang Tenggelam, Nelayan Temukan Tengkorak Manusia Saat Cari Ikan

"Tapi kalau pabrik kan ekstrasi air tanah yang besar-besaran. Ini yang menyebabkan land subsidence (penurunan muka tanah) semakin cepat," kata Fahmi kepada Kompas.com, Senin (23/1/2023).

Belum lagi ditambah persoalan iklim yakni mencairnya es di kutub yang menyebabkan air laut itu semakin naik. Dengan perkiraan kenaikan permukaan laut 1 hingga 3 cm per tahun.

"Kecil, tapi kalau muka tanah juga turun itu akan semakin mempercepat (Semarang tenggelam). Bahkan dalam laporan (konferensi perubahan iklim PBB) IPCC salah satu riset terkait dengan iklim, Semarang ini masuk dalam tiga kota besar yang akan tenggelam, setelah Jakarta," imbuhnya.

Menurut Fahmi, alih-alih membangun infrastruktur untuk mengatasi banjir, pemerintah mestinya mengutamakan penataan wilayah pesisir terlebih dahulu.

"Nah persoalannya kembali ke tata ruang tadi. Bahwasanya kalau kita lihat pesisir Semarang, Kendal dan Demak itu akan ada kawasan industri, harusnya itu kan jadi wilayah-wilayah (rawan) bencana yang harus dikembalikan secara fungsiologisnya. Tapi ini malah tambah dibebankan lagi dengan infrastruktur industri yang akan memperparah wilayah pesisir," jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya menilai perubahan peruntukan lahan di Kota Semarang terjadi secara signifikan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Wilayah atas yang menjadi zona penyangga telah mengalami perubahan fungsi menjadi kawasan permukiman, pusat pendidikan dan kawasan komersial.

Sementara wilayah bawah, terutama pesisir mengalami kerusakan ekosistem akibat alih fungsi kawasan mangrove dan masifnya proyek reklamasi untuk industri dan perumahan mewah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com