KOMPAS.com - Rumah adat Gorontalo adalah salah satu ciri khas Provinsi Gorontalo.
Ada berbagai macam rumah adat Gorontalo, diantaranya adalah Dulohupa dan Bantayo Poboide.
Masing-masing rumat adat tersebut memiliki fungsi sebagai tempat musyawarah.
Berikut ini adalah karakteristik rumah adat Dulohupa dan Bantayo Pobo'ide.
Rumah Adat Dulohupa berada di Kota Gorontalo. Penduduk Gorontalo juga menyebut rumah adat Dulohupa dengan sebutan Yiladia Dulohupa Lo Ulipo Hulondhalo.
Rumah adat Dulohupa adalah balai musyawarah dari kerabat kerajaan. Dolohupa dalam bahasa Gorontalo berarti mufakat atau kesepakatan.
Rumah adat Dulohupa dibangun berdasarkan prinsip-prinsip dan kepercayaan. Setiap bagian memiliki maknanya masing-masing.
Rumah adat tersebut berbentuk panggung yang pada bagian badannya terbuat dari papan dan struktur atap khas Gorontalo.
Pilar-pilar kayu menjadi hiasan dan lambang dari rumah adat yang memiliki dua tangga ini, yaitu kanan dan kiri.
Baca juga: Rumah Dulohupa, Rumah Adat Gorontalo
Bentuk panggung rumah adat Gorontalo ini sebagai gambaran badan manusia. Dimana, atap menggambarkan kepala, badan rumah menggambarkan badan, dan penyangga rumah menggambarkan kaki.
Pemilihan bentuk rumah panggung juga sebagai cara untuk menghindari banjir yang sering terjadi pada saat itu.
Bagian atap rumah adat Dulohupa terbuat dari jerami terbalik yang berbentuk seperti pelana. Bentuk atap rumah ini menggambarkan syariat dan adat penduduk Gorontalo.
Atap bagian atas menggambarkan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan agama yang merupakan kepentingan segalanya.
Atap bagian bawah menggambarkan kepercayan terhadap adat istiadat serta budaya.
Dahulu, pada puncak atap terdapat batang kayu yang dipasang bersilang atau disebut Talapua.