KOMPAS.com - Kejelian polisi berhasil membongkar kasus pembunuhan FS (29) yang diduga dibunuh suaminya sendiri, MR (20), di Desa Lantan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tindakan keji MR diduga dibantu oleh ibu dan adiknya, S dan SA. Ketiganya sengaja merekayasa kematian dengan cara menggantung jasad SA.
Namun demikian, Polres Lombok Tengah menemukan kejanggalan pada jasad korban yang awalnya dikira bunuh diri.
Baca juga: Usai Dikosongkan, Nasib Pedagang di Jalan Perwakilan Malioboro Merana
Polisi mencurigai posisi kaki korban yang menyentuh lantai serta tali di leher korban berada di posisi rendah, tidak mengarah ke tindakan bunuh diri.
Baca juga: Polisi Tangkap 5 Pelaku Pembunuhan Berencana di Bandung, Bermotif Dendam
Polisi lalu melakukan otopsi dan menemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh FS.
"Dari hasil autopsi kami mendapati adanya kekerasan. Setelah diselidiki, bahwa suaminya inisial MR merupakan otak pelakunya," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah, Iptu Redho Rizky, Rabu (4/1/2023), dilansir dari Tribunnews.com.
Baca juga: Perempuan di Lombok Tengah Dibunuh Suami, Mertua dan Ipar, Mayat Korban Digantung di Dalam Rumah
Dari pengakuan pelaku, motif pembunuhan itu dipicu karena korban tidak pernah patuh kepada suaminya.
Pelaku pun menyimpan dendam kepada korban sejak lama hingga akhirnya gelap mata dan menghabisi nyawa istrinya.
"Para pelaku ini tidak suka sikap korban yang tidak pernah mempedulikan suaminya, sering main HP, tidak mengurus rumah tangga," kata Redho.
"Jadi kalau motifnya terduga pelaku ini kesal terhadap istrinya lantaran tidak mau patuh," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, MR beserta ibu dan kakaknya merencanakan pembunuhan itu pada 1 Januari 2023.
Pada Selasa (3/1/2023) pagi, MR pulang ke rumah setelah mengantar ayahnya ke hutan.
Setelah itu, kata Redho, MR meminta korban untuk membuatkan kopi. Namun, korban dianggap tak menghiraukan permintaan dari suaminya.
MR lalu emosi dan menganiaya korban. Bahkan, MR mengaku mencekik dan mendorong korban hingga jatuh.
"Setelah korban dicekik, kemudian meminta bantuan dari kakak pelaku dan ibunya," terang Redho.
MR meminta bantuan kakak dan ibunya karena korban sempat melakukan perlawanan.
Baca juga: Kasus Dugaan Pembunuhan Perempuan di Hotel Purwokerto, Polisi Buru Pria yang Check-In dengan Korban