SUMBAWA, KOMPAS.com - Lahan jagung seluas 1 haktre milik Juprianto (42) di kelompok tani (Poktan) Pelita Jaya di kecamatan Moyo Hilir, kabupaten Sumbawa rusak karena hujan deras dan angin kencang pada awal 2023.
Seperti diketahui cuaca ekstrem sepekan ini melanda Kabupaten Sumbawa. Bencana alam angin kencang, hujan deras dan gelombang tinggi di hari Sabtu hingga Senin itu tidak hanya berdampak pada rusaknya atap rumah dan pohon tumbang, dampaknya juga dirasakan petani yang mengalami kerugian cukup besar karena kerusakan lahan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Ni Wayan Rusmawati yang ditemui Selasa (3/1/2023) membenarkan adanya kerusakan jagung di lahan milik Juprianto tersebut.
Baca juga: Dampak Cuaca Ekstrem di Sumbawa, Pohon Tumbang Sebabkan Arus Utama menuju Bima Sempat Putus
"Umur jagungnya 66 hari. Kerusakannya sedikit-sedikit atau spot-spot tergantung bagian yang tertiup angin kencang. Masih ada yang tidak tertiup angin," kata Wayan akrab pejabat ini disapa.
Wayan mengakui lahan jagung satu hektar milik Juprianto itu tidak bisa diselamatkan lagi.
Ia menjelaskan, untuk tanaman jagung ketika batang sudah patah akibat tertiup angin kencang maka tidak bisa diselamatkan, berbeda dengan padi yang masih bisa diselamatkan dengan mengikat batangnya.
"Karena kerusakan tidak terlalu banyak, kami tidak bisa ajukan bantuan berupa bibit dan lainnya ke pemerintah pusat. Kecuali satu desa atau ribuan hektare yang rusak akibat banjir atau angin kencang baru kita usulkan," sebut Wayan.
Lebih jauh Wayan menuturkan, petani di Sumbawa baru mulai menanam jagung dan padi saat puncak musim hujan di akhir Desember 2022 hingga awal Januari 2023. Ia berharap apa yang dialami Juprianto tidak dialami oleh petani lainnya.
Baca juga: Lindungi Nelayan dari Cuaca Ekstrem, Ganjar Minta Bupati/Wali Kota Buat Edaran Larangan Melaut
Ia memprediksi, Juprianto sudah mulai menanam jagung sejak awal November 2022 karena saat awal Januari jagungnya sudah mulai tinggi.
Saat disinggung mengenai kerusakan jagung ratusan hektare di Kecamatan Lunyuk, Wayan mengaku belum ada laporan dari petani maupun penyuluh di lapangan.
"Belum ada laporannya, kami belum bisa pastikan apakah betul ada kerusakan jagung akibat cuaca ekstrem di kecamatan Lunyuk tersebut atau tidak," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.