Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pengungsi Kebakaran di Ambon: Makan Pagi Tidak Diantar, Makan Siang Selalu Telat

Kompas.com - 14/12/2022, 23:46 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Para pengungsi korban kebakaran di Ambon di Kawasan Mardika, Kecamata Sirimau, mengeluh kurangnya jatah makanan dari dapur umum yang didirikan pemerintah.

Para pengungsi mengaku tak lagi mendapat jatah sarapan beberapa hari terakhir. Padahal, mereka selalu mendapat sarapan pada hari-hari sebelumnya.

Baca juga: Harapan Kami, Setelah Piala Dunia Ini Messi Bisa Datang Berlibur ke Ambon

“Untuk makan pagi itu mereka sudah tidak antar lagi dan untuk makan siang itu selalu telat diantar,” kata salah satu pengungsi, Ira yang ditemui Kompas.com di lokasi pengungsian, Rabu (14/12/2022).

Pemkot Ambon masih memberlakukan status tanggap darurat usai kasus kebakaran yang menghanguskan sejumlah bangunan di Kota Ambon itu. Status itu berlaku selama tujuh hari.

Selama tanggap darurat, Pemkot Ambon ikut mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan ratusan pengungsi di lokasi tersebut.

Menurut Ira, para pengungsi terpaksa mengeluarkan uang untuk membeli sarapan. Hal itu semakin mempersulit kondisi pengungsi yang tak lagi memiliki mata pencaharian.

“Kalau pagi hari itu kita beli makan sendiri apalagi untuk anak-anak mereka tidak bisa tahan sampai jam dua siang,” katanya.


Senada dengan Ira, Norma salah satu pengungsi lainnya juga mengaku mengeluarkan uang untuk membeli makan. Apalagi, makan siang dari dapur umum telat datang.

“Kalau untuk sarapan pagi itu sudah tidak dapat lagi tapi yang kita sesalkan ini untuk makan siang, masa sampai jam dua baru datang, jadi kita ini selalu mengeluarkan uang untuk makan di luar, sama seperti hari ini kita juga baru makan jam dua lewat,” katanya.

Norma menegaskan, tak semua pengungsi memiliki daya tahan tubuh yang sama. Oleh karena itu, mereka meminta agar paket makan siang bisa diantar tepat waktu.

Baca juga: Tak Kebagian Tenda, Pengungsi Kebakaran di Ambon Tidur di Tanah Beralaskan Terpal

Apalagi, banyak lansia dan anak-anak yang harus dijaga kesehatannya di lokasi pengungsian.

“Kalau seperti ini orang bisa sakit dan yang menderita mag bisa menderita,” ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com