Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dispangtan Salatiga Sebut Masyarakat Mulai Kurangi Konsumsi Nasi

Kompas.com - 09/12/2022, 23:10 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Kesadaran warga Kota Salatiga untuk tidak makan nasi atau setidaknya mengurangi, mulai meningkat.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Salatiga Henny Mulyani mengatakan hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan.

"Perilaku warga makan nasi saat ini memang berkurang, mereka mulai mengurangi konsumsi nasi," jelasnya di sela pembukaan Salatiga Agro Festival, Jumat (9/12/2022).

Menurut Henny, saat ini rata-rata tinggal satu kali atau dua kali makan nasi dalam sehari dan itu porsinya dikurangi.

Baca juga: Mangayubagya Pernikahan Kaesang-Erina, Warga Sleman Bagikan Makanan di Jalan Kaliurang

"Itu menunjukkan masyarakat mulai sadar bahwa kalau kenyang itu tidak harus makan nasi,” katanya

Henny menambahkan, untuk sosialisasi gerakan tersebut, dilakukan flashmob di Lapangan Pancasila Salatiga.

"Flashmob ini merupakan salah satu bentuk edukasi dan publikasi Dispangtan Kota Salatiga bahwa kenyang tidak harus makan nasi. Kalau kita hanya selebaran itu sudah biasa, makanya kita awali dengan lomba cipta gerakan atau flashmob," paparnya.

Henny mengungkapkan Salatiga Agro Festival dimeriahkan pameran UMKM dan perlombaan cipta menu.

“Kita menggandeng para ibu untuk mengolah bekal anak-anak sehingga kita melakukan lomba cipta menu, salah satu menu yakni mie dari mokaf,” ungkapnya.

Sementara Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Sembodro, Reni Handayani mengungkapkan adanya pameran hasil pertanian bisa mengenalkan produk inovasi olahan non-beras.

"Terutama yang olahan populer seperti nasi jagung, ini kita juga langsung ada pesanan. Termasuk beberapa makanan tradisional lain," ungkapnya.

Meski begitu, Reni menilai akan sangat sulit untuk mengubah kebiasaan makan nasi.

"Orang-orang akan tetap kembali makan nasi, selama nasi masih ada dan mudah didapatkan," jelasnya.

"Kampanye mengurangi makan nasi, melalui berbagai perlombaan hanya sebatas kompetisi dan kreativitas sesaat. Jadi masih sangat sulit kalau menghilangkan kebiasaan makan nasi," kata Reni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com