Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah PMK, Penyakit Kulit LSD Terdeteksi Menyerang Ternak Sapi di Jateng

Kompas.com - 08/11/2022, 23:22 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah mengonfirmasi adanya kasus penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi ternak di beberapa daerah.

Pada (15/11/2022) Kasie Kesehatan Hewan Disnakkeswan Jateng, Sunaryono mendeteksi secara klinis dan laboratorium kasus LSD pertama di Jateng terjadi di satu zona.

“Secara administrasi itu masuk 3 daerah, Kec. Boja, Kendal, Kec. Gunungpati, Kota Semarang, dan Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang. Tapi secara sebaran penyakit itu masuk satu zona,” terang Yoyon kepada Kompas.com, Selasa (8/11/2022).

Baca juga: Masih Ada 9.424 Ekor Ternak di Jateng Terkena PMK Hari Ini, Boyolali Terbanyak

Belum lama ini, pihaknya mendapat temuan kasus baru di Boyolali. Belum diketahui pasti awal masuknya virus penyakit tersebut ke Jateng.

“Pengujian terakhir 31 Oktober di Boyolali, kita punya kasus juga di sana,” ujarnya.

Pihaknya menduga penyebaran terjadi sejak kasus LSD dideteksi di Riau pada awal tahun 2022.

Baca juga: Sapi yang Sudah Divaksinasi PMK di Lumajang Diberi Anting Ber-barcode

Ia mengatakan penyakit ini perlu diwaspadai oleh peternak sapi dan kerbau lantaran LSD sangat mudah menyebar dan menular.

Terutama dengan menjaga kebersihan hewan dan kandang dari serangga vector yang menularkan penyakit seperti lalat, kutu, nyamuk, dan sebagainya.

Sementara itu, mengatasi LSD pihaknya telah mengupayakan vaksinasi terhadap hewan ternak di sejumlah daerah.

Hal itu demi mencegah kerugian langsung seperti gangguan reproduksi, kematian, penurunan produksi susu dan daging, hingga hilangnya tenaga kerja.

“Perlu dipahami penyakit LSD ini sama sekali berbeda dengan PMK, kami sudah punya vaksinnya dan ini sudah teruji mampu mencegah LSD. Jadi kami harap peternak tidak menolak vaksin demi melindungi ternaknya,” terangnya.

Dijelaskan, LSD menyerang kulit pada tubuh ternak. Penyakit itu menyebabkan banyak benjolan merah di tubuh ternak.

Padahal kulit menjadi bagian tubuh yang penting untuk menangkal masuknya penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com