Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Yatim Piatu di Gresik yang 6 Tahun Dianiaya Saudara Tiri Alami Trauma

Kompas.com - 22/10/2022, 20:12 WIB
Hamzah Arfah,
Krisiandi

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - EN (11), warga Gresik, anak yatim piatu yang mengalami kekerasan fisik dan mental dari saudara tirinya ER dan istrinya mengalami trauma. Kekerasan yang dialami EN berlangsung selama enam tahun.  

Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Gresik, Saifudin Ghozali mengatakan, peristiwa yang menimpa bocah malang tersebut menjadi perhatian serius dari pihaknya.

Baca juga: Alfiansyah, Bocah yang Jadi Yatim Piatu Usai Tragedi Kanjuruhan Dapat Beasiswa dari Polri, Dijadikan Anak Asuh Polresta Malang

"Kami sudah menerjunkan psikolog untuk melakukan pendampingan. Sebab setelah apa yang telah dialami oleh si anak, itu membuatnya trauma," ujar Ghozali, saat dihubungi, Sabtu (22/10/2022).

Ghozali menjelaskan, pihaknya langsung terjun ke lokasi begitu mendapat laporan mengenai adanya kabar tersebut.

Termasuk, menurunkan psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sebagai upaya tindak lanjut. Psikolog tersebut akan mendampingi korban untuk memulihkan traumanya.

"Setelah kami dapat laporan, kami langsung cari yang bersangkutan, koordinasi dengan RT, RW, warga yang ada di sana, Bhabinkamtibmas dan kami lakukan mediasi," ucap Ghozali.

Dalam medias itu, disepakati EN tinggal bersama dengan ketua RT setempat, Slamet Budiono.

EN sementara bakal tinggal di rumah Slamet, sambil proses pemulihan trauma yang dialami oleh gadis yatim piatu ini dilakukan.

"Pemulihan trauma memang tidak bisa dilakukan sekali atau dua kali, butuh proses. Tapi saya yakin bisa dipulihkan, hanya prosesnya harus bertahap dan perlahan. Sementara ini, si anak tinggal di rumah Pak RT," kata Ghozali.

Selain itu, Ghozali juga sempat mengutarakan keinginan bocah malang tersebut yang akhirnya membuat kesepakatan, yang bersangkutan tinggal sementara di rumah ketua RT setempat.

Yakni, keinginan bocah yatim piatu tersebut untuk melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren (ponpes).

"Dia kepengin mondok, tapi sekarang kan si anak masih kelas enam. Jadi sambil menunggu kelulusan SD, sementara akan tinggal bersama keluarga Pak RT dan kami lihat si anak cukup nyaman. Alhamdulillah juga, sudah ada Ponpes yang berkenan menerima si anak," tutur Ghozali.

Sementara untuk melihat kesehatan fisik bocah yatim piatu ini secara medis, Dinas KBPPPA Gresik juga bakal segera membawa EN melakukan pemeriksaan medis di rumah sakit.

Baca juga: 6 Tahun Dianiaya Saudara Tiri, Tubuh Anak Yatim Piatu di Gresik Penuh Luka

Seperti diberitakan sebelumnya, EN menjadi obyek kekerasan fisik dan mental dari saudara tiri berinisial ER (25) dan istrinya selama beberapa tahun.

Bahkan, EN seperti dieksploitasi dengan disuruh bekerja menjaga pom bensin mini dan tambal ban, dengan tidak diberikan sarapan hingga makan siang baru. EN baru diberi makan saat larut malam.

"Setiap hari korban berangkat sekolah pagi-pagi dari rumah tanpa sarapan, biasanya disediakan sarapan dari orangtua temannya di sekolah," kata Slamet Budiono, ketua RT setempat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Regional
Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Regional
PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

Regional
Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Regional
Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Harga Bawang Merah di Kebumen Tembus Rp 70.000 Per Kilogram

Regional
Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Pembunuhan Pria di Jatibarang Semarang, 1 Ditangkap, 2 Masih Buron

Regional
Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan 'Driver' Ojek Rebutan Foto

Saat Jokowi Makan Malam di Mie Gacoan Mataram, Warga dan "Driver" Ojek Rebutan Foto

Regional
Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Ayah di Pangkep Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun sampai Hamil

Regional
Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga 'Long March' Ikuti Jalan Santai

Bukan Berdemo, Ribuan Buruh di Salatiga "Long March" Ikuti Jalan Santai

Regional
Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Komplotan Perdagangan Senjata Api Ilegal Ditangkap di Riau

Regional
Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Pendaki Meninggal di Gunung Ciremai Diduga Kelelahan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Regional
Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com