JEMBRANA, KOMPAS.com - Bencana alam banjir dan tanah longsor di 6 kabupaten di Provinsi Bali, menyebabkan enam orang korban meninggal dunia.
Akibat musibah ini pula, kerugian materiil yang ditimbulkan mencapai sekitar Rp 6,6 miliar lebih.
"Kerugian (akibat bencana alam) berkisar Rp 6.613.000.000," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Made Rentin, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: 11 Anak di Bali Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut, Dinkes Terbitkan SE Larangan Obat Sirop
Ia membeberkan, bencana alam terjadi di 230 titik di 6 kabupaten, yakni di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Badung.
Kejadian itu mengakibatkan enam korban jiwa meninggal dunia, terdiri dari satu korban di Kabupaten Jembrana, tiga korban di Kabupaten Karangasem, satu korban di Kabupaten Bangli, dan satu korban di Kabupaten Tabanan.
Baca juga: Bencana di Bali Sebabkan 6 Korban Jiwa dan 117 KK Mengungsi
Khusus di Kabupaten Jembrana, bencana banjir mengakibatkan 45 rusak dan berdampak pada 117 kepala keluarga (KK) di Lingkungan Biluk Poh, Desa Penyabangan, Kecamatan Mendoyo.
Banjir juga sempat memutus akses utama jalur Gilimanuk Denpasar.
"Kami imbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, berupa banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan lain-lain," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.