Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maria, Pedagang Difabel yang Terpaksa Tidur di Pasar Youtefa, Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 17/10/2022, 06:14 WIB
Roberthus Yewen,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com- Maria Margaretha Solflanet (50) keluar dari bilik di Pasar Youtefa Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua yang selama ini dia gunakan sebagai tempat beristirahat.

Maria yang merupakan penyandang disabilitas dari Kabupaten Keerom terpaksa tidur di pasar dan tidak pulang ke rumahnya di Kampung Suakarsa, Distrik Arso, Kabupaten Keerom.

Baca juga: Pasar Dolog Agats Papua Terbakar, Ratusan Kios dan Rumah Dilalap Api

Perjalanan dari Kota Jayapura ke Kabupaten Keerom, memakan waktu 1-2 jam menggunakan angkutan umum (angkot).

Hal ini yang membuat Maria memutuskan untuk berjualan dan tidur di Pasar Youtefa meski hanya di bilik bertutup terpal.

“Awalnya saya jualan pulang pergi dari Kabupaten Keerom ke Kota Jayapura dan balik lagi, tapi dengan kondisi saya seperti ini, maka saya memutuskan untuk berjualan di pasar dan tidur di pasar,” kata Maria kepada Kompas.com, Sabtu (15/10/2022).

Baca juga: Pesona Wisata Bahari Fakfak, Kabupaten Tertua di Papua

Maria dibantu suaminya, Fredik Wakum (62) saat hendak duduk di kursi roda.

Dia lalu bercerita mengenai kehidupannya berjualan di Pasar Youtefa.

Maria mengatakan, dia dan suaminya membeli sayur dan menjualnya kembali di pasar. Hal ini dilakukan untuk menyambung hidup.

“Kami sudah 3 bulan ini tidak pulang ke Keerom. Kami berjualan sayur di pasar dan tidur di pasar dengan pondok seadanya. Ada pedagang yang sayurnya biasa dititipkan kepada kami untuk berjualan nanti keuntungannya dibagi ke kami,” ungkapnya.

Kecelakaan ubah kondisi Maria

Maria Margaretha Solflanet (50) (pakai kursi roda) bersama suaminya, Fredi Fakum (62), saat berjualan sayur di pasar Youtefa, Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua pada malam hari.KOMPAS.COM/Roberthus Yewen Maria Margaretha Solflanet (50) (pakai kursi roda) bersama suaminya, Fredi Fakum (62), saat berjualan sayur di pasar Youtefa, Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua pada malam hari.

Maria bercerita, dua tahun lalu, tepatnya 8 November 2020 dia mengalami kecelakaan.

Lutut bagian kaki kanannya patah. Sejak kecelakaan itu, Maria tak bisa berjalan lagi.

“Suami saya pada tahun 1983 kerja di Perusahaan Kelapa Sawit dan kami tinggal sejak tahun 1990-an di Kampung Wonorejo, tetapi karena anak-anak tidak harmonis dengan kita, maka saya dan suami memilih pindah ke Kampung Suakarsa,” cerita Maria.

Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, Maria tidak pernah berobat dan mengecek kondisi kakinya lagi di rumah sakit di Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura.

“Waktu itu mau ke rumah sakit pas Covid-19 tahun 2020, sehingga tidak pernah ke sana. Lalu juga tidak tidak punya BPJS dan waktu itu mau urus, tetapi orang yang urus mengalami Covid-19, sehingga sampai saat ini belum periksa kaki saya di rumah sakit pascakecelakaan waktu itu,” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jembatan Kawanua di Maluku Tengah Putus, Akses Transportasi 3 Kabupaten Lumpuh

Jembatan Kawanua di Maluku Tengah Putus, Akses Transportasi 3 Kabupaten Lumpuh

Regional
Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Regional
Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Regional
Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Regional
Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Regional
Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Regional
Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com