Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maria, Pedagang Difabel yang Terpaksa Tidur di Pasar Youtefa, Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 17/10/2022, 06:14 WIB
Roberthus Yewen,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Maria mengaku hanya bisa berjualan di pasar demi sesuap nasi dengan keadaannya saat ini. Bahkan kursi roda yang dia gunakan merupakan kursi roda bekas yang diberikan seorang pemulung.

“Saya ini tidak punya apa-apa. Kami menempati tempat yang kondisinya sudah tidak layak. Makan sehari-hari harus jualan sayur di pasar atau para pedagang titip sayur untuk kami jual,” kata wanita asal Kota Malang Provinsi Jawa Timur yang sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di Kabupaten Keerom ini.

“Saya baru menggunakan kursi roda ini pada awal bulan Januari 2022. Kursi roda ini diberikan oleh seorang petugas pemungut besi tua dari Sentani yang berikan, karena melihat kondisi saya sebagai disabilitas fisik yang tidak bisa berjalan,” lanjut dia.

Baca juga: Pasar Dolog Agats Papua Terbakar, Ratusan Kios dan Rumah Dilalap Api

Belum ada bantuan

Fredi Fakum, suami Maria membenarkan bahwa dia dan istrinya membuat bilik di pasar untuk tempat beristirahat.

“Kami berjualan sayur dan tidur di pasar,” katanya.

Fredi sendiri merupakan orang asli Biak dari Kabupaten Sarmi.

Meski demikian, ia telah menghabiskan sebagian hidupnya di Kabupaten Keerom dan sudah menjadi warga di sana.

Dulu, Fredi bekerja di perusahaan kelapa sawit di Kabupaten Keerom.

Baca juga: Kisah Bripka Septinus yang Mengajar di SD Inpres Papua Barat, Dikenal sebagai Polisi Guru dan Polisi Pendeta

Kini dia tidak lagi bekerja di perusahaan sawit tersebut.

“Saya selalu damping istri untuk berjualan sayur di pasar. Awalnya memang kami turun naik dari Kabupaten Keerom ke Kota Jayapura untuk berjualan, tetapi karena kondisi istri begini, maka kita terpaksa harus berjualan sambil tidur di pasar,” ujarnya.

Fredi mengakui, mereka selama ini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah Kabupaten Keerom.

Baik bantuan tempat tinggal maupun biaya pengobatan istrinya.

“Ada yang datang mengatasnamakan Dinas Sosial ambil data, tetapi sampai sekarang tidak ada bantuan. Hanya janji-janji saja, tetapi selama 2 tahun istri saya mengalami disabilitas fisik ini belum ada perhatian dan bantuan,” ucap Fredi.

Baca juga: Polisi Tangkap 2 Pelaku Penikaman yang Tewaskan Penjaga Kios di Jayapura

“Kami tetap berdoa dan berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah, terutama melihat kondisi istri saya sebagai penyandang disabilitas fisik yang sudah dua tahun ini tidak mendapatkan perhatian sama sekali,” harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Regional
50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

Regional
Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Regional
Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Regional
Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Regional
Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Regional
26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

Regional
Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Regional
127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

Regional
Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Regional
Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Regional
Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Regional
Kakek di Kupang Ditangkap Usai Todongkan Senjata Laras Panjang ke Istrinya

Kakek di Kupang Ditangkap Usai Todongkan Senjata Laras Panjang ke Istrinya

Regional
Menyoal Ditetapkannya Anandira, Istri Anggota TNI, sebagai Tersangka Usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami

Menyoal Ditetapkannya Anandira, Istri Anggota TNI, sebagai Tersangka Usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami

Regional
Penampungan Minyak Mentah di Blora Terbakar, Pemkab Segera Ambil Sikap dengan Pertamina

Penampungan Minyak Mentah di Blora Terbakar, Pemkab Segera Ambil Sikap dengan Pertamina

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com